Bagi orang tua pergi ke tempat umum dengan anak usia balita harus penuh kewaspadaan dan penuh energi plus penuh kesabaran. Anak balita mempunyai energi yang luar biasa. Di saat orang tua (orang dewasa) sudah kelelahan beraktivitas seharian, anak balita masih punya segudang energi yang tak habis-habis. Bahkan seharian berlarian sana ke mari pun, energinya masih penuh.
Saya termasuk orang tua yang mulai kewalahan dengan keaktifan anak saya, Kenan, yang luar biasa, apalagi jika pergi ke tempat umum. Misalnya pergi ke swalayan, Kenan akan berlarian ke sana ke mari, kadang terkendali, kadang tak terkendali. Yang saya khawatirkan adalah Kenan akan menabrak barang-barang yang ada atau menghalangi orang yang berbelanja. Banyak orang yang memaklumi kebiasaan anak-anak balita yang kadang sulit dikendalikan, namun tak sedikit juga yang memandang sinis ketika melihat ulah anak-anak yang aktif luar biasa.
Jika pergi ke tempat umum dalam waktu beberapa menit saja, tidaklah menjadi masalah, orang tua tak perlu waspada terus-menerus. Bagaimana jika pergi ke tempat umum dalam waktu yang cukup lama, karena harus mengantre?
Kemarin, saya dan suami pergi ke sebuah bank untuk mengurus sesuatu hal. Customer service hanya ada satu orang, sementara itu sudah banyak yang antre. Kami mendapat nomor 20 dan menunggu hingga tiga jam lebih baru bisa terlayani. Saya tidak mempersiapkan apa-apa untuk membuat Kenan duduk diam dengan tenang walaupun harus menunggu. Saya pikir tidak akan menunggu selama itu.
Tiga jam dalam ruangan dan cukup banyak orang, tentu membuat saya bosan, apalagi Kenan. Dia sudah berlarian ke sana ke mari. Bahkan menit-menit awal kami tidak mendapatkan tempat duduk. Kemudian saya dan Kenan mendapat tempat duduk di pojok. Sambil duduk pun, ada saja ulah yang dilakukan Kenan, pokoknya tidak bisa diam.
Jurus terampuh yang biasanya digunakan orang tua untuk membuat anak batita/balita duduk diam dan tenang adalah memberikan gawai. Anak bisa duduk tenang dengan gawai di tangan, fokus main game atau nonton video Youtube. Saya pun pernah melakukan hal itu, ketika Kenan sudah sulit diberi tahu. Namun, kini saya harus berpikir ulang untuk menggunakan cara itu.
Tiga jam antre di bank, ide aktivitas apa yang bisa saya lakukan untuk membuat Kenan duduk tenang? Ahaaaaa muncullah ide di kepala saya.
(1) Membacakan cerita
Di gawai saya ada aplikasi Let’s Read! yang berisi cerita-cerita anak dari berbagai negara. Sebenarnya aplikasi saya unduh bukan untuk Kenan tetapi untuk bacaan saya sendiri. Tetapi karena tidak ada buku yang bisa saya ceritakan, aplikasi ini cukup membantu saya membacakan cerita untuk Kenan.
Ada sekitar 10 cerita yang saya bacakan ketika antre di bank. Saya tahu sekali jika Kenan tak begitu nyaman dibacakan cerita dari aplikasinya. Layar yang minim, membuat Kenan tak bisa melihat ilustrasi cerita dengan bebas. Kenan lebih suka dibacakan cerita dari buku sehingga dia bisa melihat gambarnya dengan jelas.
Dalam ketidaknyaman, saya rasa membacakan cerita merupakan langkah cerdas orang tua untuk mengalihkan anak dari aktivitas berlarian ke sana ke sini ketika berada di tempat umum. Ide ini bisa digunakan kapan pun oleh orang tua untuk membuat anak batita atau balita duduk tenang. Jika ada persiapan sebelum bepergian, lebih disarankan menyelipkan beberapa buku kesukaan anak di tas. Sehingga di mana pun anak bisa dibacakan cerita dengan buku, tanpa bersentuhan dengan gawai.
(2) Main tebak-tebakan
Membacakan cerita dari Let’s Read! tidak bisa saya lakukan terus karena baterai gawai sudah menipis. Karena tanpa persiapan dan tidak menyangka antre di bank bisa selama itu.
Ide lain yang muncul di kepala saya adalah main tebak-tebakan.
“Kita main tebak-tebakan, yuk!” kata saya.
“Baca cerita lagi, Bun,” jawab Kenan.
“Maaf baterainya abis, kita main tebak-tebakan ya,” rayu saya.
Saya pun memulai memberikan tebakan. “Ayo tebak, aku adalah hewan yang bisa terbang, aku terbang di antara bunga-bunga, warnaku ada yang merah, biru, kuning, hijau, dan warna-warni, aku diawali dengan huruf B dalam bahasa Inggris dan diawali huruf K dalam bahasa Indonesia. Siapakah aku?”
Kenan pun menjawab dengan cepat, “Butterfly.”
“Benar, 100 buat Kenan,” kata saya.
Kemudian Kenan yang memberikan tebakan dan saya menjawab. Begitu seterusnya hingga Kenan mulai bosan. Benda-benda yang ditebak bermacam-macam: kelelawar, gajah, jerapah, lampu, semut, sendok, buku, sapu, piring, bantal, hingga APAR (alat pemadam api ringan).
Main tebak-tebakan baru kali ini saya mainkan dengan Kenan. Sambil menunggu waktu mengantre, rupanya permainan ini sangat menarik buat Kenan. Selain menghabiskan waktu, main tebak-tebakan bisa mengasah kecerdasan dan melatih kemampuan berbicara.
Menjadi orang tua di zaman sekarang memang penuh tantangan. Walaupun demikian, orang tua harus tetap punya ide-ide kreatif dalam pola pengasuhan anak dan seminim mungkin menggunakan gawai bersama anak.