Seorang teman kuliah yang kini menjadi guru SD menelepon saya dan bertanya tentang cara mengajarkan anak membaca. Dia punya murid les usia 6 tahun, tapi belum bisa membaca, bahkan huruf saja belum hafal semuanya.
Anak usia 6 tahun belum mengenal huruf, apa yang salah? Ada banyak kemungkinan yang menyebabkan seorang anak kesulitan mengenal huruf. Dalam tulisan ini tidak akan dibahas tentang penyebab anak mengalami kesulitan mengenal huruf.
Di media sosial tentu orang tua sudah banyak sekali melihat unggahan video tentang belajar mengenal huruf dengan berbagai macam media. Misalnya, ada yang menggunakan tutup botol, kardus bekas, dan masih banyak lagi.
Video itu orang tua sangat menarik dan mungkin anak juga menyukainya, mungkin. Tapi orang tua harus ingat bahwa setiap anak itu berbeda. Apa yang menarik bagi seorang anak, belum tentu menarik untuk anak yang lainnya. Bahkan si adik dan si kakak pun berbeda ketertarikan.
Oleh karena itu, saya coba memberikan beberapa tip untuk mengenalkan huruf pada anak sesuai dengan pengalaman saya. Saya mempunyai dua anak yang ternyata berbeda ketertarikan terhadap cara memahami huruf. Si Kakak saat ini sudah berusia 10 tahun, sedangkan si Adek Maret 2025 nanti berusia 5 tahun.
TIP MENGENALKAN HURUF PADA ANAK
1. Hindari menggunakan lembar aktivitas.
Kemungkinan anak kesulitan belajar mengenal huruf karena bosan beraktivitas dengan lembar kerja. Rasa bosan menyebabkan anak antipati belajar huruf. Apalagi jika dia sudah bersekolah di TK A atau TK B. Di sekolah dia pasti akan mengerjakan lembar aktivitas sehingga ketika di rumah diberikan lembar aktivitas anak enggan untuk mengerjakannya.
2. Gunakan playdough untuk mengenalkan huruf.
Playdough adalah mainan anak berupa adonan lunak yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam bentuk. Playdough merupakan bentuk modern dari tanah liat atau lempung yang terbuat dari campuran tepung terigu, air, garam, dan pewarna makanan.
Ajak anak bermain playdough menggunakan cetakan yang ada atau dibentuk sesuai keinginan anak. Lalu, buat bentuk huruf-huruf menggunakan playdough. Huruf yang dibuat bisa berasal dari namanya atau mainan favoritnya. Misalnya namanya DONI mainan favoritnya BOLA. Buatlah huruf-huruf dari dua kata tersebut.
3. Gunakan pasir ajaib atau pasir asli atau tanah.
Pasir ajaib adalah pasir buatan yang bisa dibeli di toko online atau mainan. Sambil bermain pasir ajaib ajak anak untuk membuat bentuk huruf menggunakan jari tangannya di pasir.
Jika di sekitar lingkungan anak ada pasir atau tanah asli bisa juga digunakan bisa menggunakan tangan ataupun menggunakan sumpit. Ajak anak membuat aneka bentuk gambar sesuai keinginan anak, lalu sisipkan aktivitas mengajak anak membuat gambar huruf di pasir atau tanah.
4. Gunakan kartu huruf.
Ada banyak sekali model kartu huruf. Kartu huruf ini bisa dibeli atau dibuat sendiri sesuai kebutuhan.
Ada model kartu huruf yang berisi hanya huruf saja tanpa gambar, tanpa kata. Ada juga model kartu huruf menggunakan gambar dan kata dalam dua bahasa atau satu bahasa.
Untuk mengenalkan huruf pada anak bisa menggunakan kartu huruf model apa saja. Bisa juga menggunakan kartu huruf yang tersedia di rumah atau sekolah.
Ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan kartu huruf. Salah satu contoh aktivitas mengenalkan huruf menggunakan kartu huruf “Arisan huruf”.
Siapkan 25 potongan kertas (3x3cm), lalu tulis huruf A-Z. Gulung kertas-kertas itu dan masukkan dalam wadah plastik, bisa ditutup bisa tidak. Kemudian siapkan kartu huruf A-Z. Kartu huruf bisa disusun di lantai, ditempel di dinding, atau jika mempunyai taman bisa digantung di ranting pohon. Setelah semua siap, aktivitas dimulai. Ajak anak mengocok wadah berisi lintingan huruf seperti arisan. Lalu minta anak untuk mencari kartu huruf sesuai kertas huruf yang dibuka.
Demikianlah tip mengenalkan huruf pada anak. Intinya adalah seluruh aktivitas menyesuaikan dengan keadaan anak, tidak memaksa, dan menyenangkan buat anak. Sebaiknya orang tua tidak ikut-ikutan begitu saja dengan cara-cara yang dilihat di media sosial. Setiap anak itu mempunyai keunggulan yang berbeda-beda, sehingga orang tua harus mengutamakan kepentingan dan keunggulan yang dimiliki anak.