Menulis adalah melepaskan kelelahan, melepaskan rasa sakit, menulis menyembuhkan jiwa dan raga, menulis sebagai healing. Tetapi menulis juga bisa menjadi cara untuk bercerita, hingga memberikan petuah dan nasihat untuk sang pembaca.
Ada penulis yang menjadikan fiksi tulisannya sebagai dunia pelepasan mimpi dan hasratnya. Ada juga penulis yang menjadikan fiksi tulisannya sebagai terapi penyembuhan.
Menulis sebagai Healing untuk Saya dan Pembaca
Di saat orang lain, healing ke pantai atau ke pegunungan atau pergi wisata, saya healing bersama tulisan. Saya menjadikan tulisan sebagai healing (pengganti healing holiday). Tulisan membantu saya untuk melepaskan kata-kata yang tidak terucapkan. Kata-kata yang tak sanggup diucapkan atau terlalu membosankan didengarkan orang lain akhirnya berakhir dalam tulisan saya.
Kata-kata yang tidak terucap ini bisa berisi pujian, curahan hati, hingga amarah dan caci maki. Akan membahayakan jika kata-kata amarah dan caci maki terlontar melalui mulut. Oleh karenanya, saya jadikan tulisan untuk untuk mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif.
Tulisan saya menjadi healing untuk saya, nasihat untuk saya, dan harapannya bisa memberi nasihat juga buat orang lain yang membacanya.
Masalah yang datang menjumpai tidak akan selesai hanya dengan menangisinya. Tulisan singkat dan quote saya jadikan tempat menulis yang efektif dan berdampak positif. Masalah yang saya hadapi tidak diumbar begitu saja di media sosial. Masalah yang dihadapi dijadikan tulisan singkat dan quote nasihat untuk meredam emosi, menahan amarah. Keinginan memaki atau memarahi saya ubah menjadi sebuah nasihat positif.
Nasihat positif ini menjadi nasihat untuk diri saya sendiri dan (harapannya) orang lain yang membacanya.
Di bawah ini beberapa quote yang saya tulis sebagai nasihat diri (self reminder). Semoga juga bisa menjadi nasihat diri bagi pembaca.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.