Puisi Dua Kata: Puisi Mewakili Rasa Telinga dan Dinding

Puisi Dua Kata

Sabar Telinga

Telinga telinga
Telinga telinga
Kasihan kalian
Sabar telinga
Tegar telinga

Andai bisa
Kau berteriak
Tapi sayang
Kau takbisa
Kasihan kalian

Telinga telinga
Tunggu waktunya
Hening terasa
Damai di jiwa

Telinga telinga
Aku tahu
Aku tahu
Rasa itu
Rasa kesal
Takbisa kesal

Ah sungguh
Aku tahu
Aku tahu
Rasa itu
Ingin beramarah
Tapi payah

Ah telinga
Telinga telinga
Sabar telinga
Tegar telinga
Kutemani kau
Hingga waktunya

Ditulis oleh Paskalina Askalin

(Depok, 21.09.23)

 

 

Gejolak Dinding

Andai andai
Aku berandai
Tapi takberani

Aku berandai
Aku bergerak
Aku berlari
Tapi tidak
Aku dinding
Hanya dinding
Apa dayaku

Akhirnya kupasrah
Getaran kurasa
Hentakan kuterima
Aku nrimo
Pasrah wae

Ditulis oleh Paskalina Askalin

(Depok, 21.09.23)

 

Puisi dua kata adalah puisi yang setiap barisnya terdiri dari dua kata. Puisi dua kata tercipta begitu saja pada bulan September 2023. Puisi “Sabar Telinga” dan “Gejolak Dinding” terinspirasi dari suara-suara dari dinding yang memecahkan telinga dan saya ingin mewakili rasa yang dialami para telinga dan para dinding. (Paskalina Askalin)

 

Untuk Bapak: Pagi ini, Tanggal ini

Pagi ini, Tanggal ini

Pagi ini, tanggal ini, akan terus kukenang
Tidak mungkin air mata ini kutahan
Masih kuingat lambaian
Masih kuingat dia berdiri di pintu
Masih kuingat senyum terakhirnya
Masih kuingat semuanya
Tidak mungkin air mata ini kutahan

Sejak pagi ini, tanggal ini, sekian tahun lalu
Tak ada hura-hura
Tak ada apapun
Aku ingin melewatinya
Hari ini ingin kusulap jadi lebih cepat

Tidak mungkin kutahan
Air mataku tak bisa kubendung
Aku selalu mengingatmu
Cepatlah berlalu hari ini
Cepatlah pergi hari ini
Kenangan tidak akan pergi
Ingatanku tentangmu tidak akan terhapus

Aku merindukanmu setiap saat
Aku memanggilmu setiap waktu
Maafkan aku
Ini caraku melegakan rasa
Ini caraku menahan air mata

Jauh di sana
Jauh di langit
Jauh di atas sana
Aku tahu, jika kau mengawasiku
Dari atas sana
Aku mungkin bukan kebanggaanmu
Bahkan mengunjungi tempat peristirahatanmu pun tidak
Maafkan aku

Hari ini, pagi ini, akan terus seperti ini
Mengenangmu, mengingatmu
Akhirnya hanya untaian doa yang terucap
Damai di Surga, Bapak
Bermainlah bersama anakku, cucumu, yang lebih dulu menemanimu.

Damai di Surga, Bapak
Aku mengenangmu dan mengingatmu
Selalu
Pagi ini, hari ini, tanggal ini, selamanya…

Depok
31.12.2023 8.26 AM

 

#puisi #puisiuntukbapak #mengenangbapak #311209 #31Desember

Sowan Digital ke Makam

Sowan Digital ke Makam

Seharusnya sudah bisa pergi ke mana saja, tanpa ada halangan apapun. Ya, seharusnya…

Pasti akan sangat menyenangkan jika sebelum Natal tiba bisa pergi ke makam Bapak. Pada kenyataannya saya tidak bisa pergi. Saya tidak bisa mengajak anak-anak saya untuk sowan ke tempat peristirahatan terakhir Bapak.

Walaupun tidak bisa pergi ke makam, ada cara lain yang bisa dilakukan untuk tetap bisa melihat makam Bapak dari dekat.
Saya bersyukur masih ada keluarga di Sukabumi yang bisa menjadi perantara guna meminta orang untuk membersihkan makam.

Lalu, saya bisa memintanya untuk video call di makam Bapak dan saya pun bisa berdoa untuk Bapak, sambil menatap makam Bapak. Selain saya sendiri, saya juga mengajak saudara saya yang tinggal di Sidoarjo untuk bergabung berdoa bersama Bapak.

Saya perlu berterima kasih pada kecanggihan teknologi saat ini. Semuanya serba mudah, serba cepat, dan serba bisa. Lalu, saya menyebut apa yang saya lakukan adalah SOWAN DIGITAL.

Sowan Digital
Sowan berasal dari bahasa Jawa. Kata sowan telah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI sowan adalah menghadap kepada orang yang dianggap harus dihormati, seperti raja, guru, atasan dan orang tua. Sowan juga dapat diartikan berkunjung.

Digital sesuai KBBI ada dua arti. Pertama yang berhubungan dengan angka-angka untuk menunjukkan informasi atau sistem perhitungan tertentu, sedangkan arti kedua berkaitan dengan atau menggunakan komputer atau internet.

Jadi sowan digital adalah kunjungan yang dilakukan dengan perantaraan teknologi. Saya melakukan sowan digital ke makam Bapak melalui video call Whatsapp.

Luar biasa, kemudahan yang terjadi saat ini, bisa menyempurnakan segala ketidakberdayaan. Saya tidak berdaya pada keadaan sehingga tak mampu pergi ke makam dalam waktu dekat ini. Tetapi, teknologi membantu saya dan membuat saya tetap bisa menatap makam Bapak walaupun tak bisa menyentuhnya.

Menulis Melegakan Hati Menurunkan Amarah

Suatu pagi menjelang siang, para Bapak tetangga berkumpul karena ajakan salah satu Bapak tetangga mendengar keributan dari sebuah rumah keluarga muda. Mereka betkumpul di depan rumah, sebelah rumah keluarga muda itu.

Terdengar sang wanita berteriak-teriak penuh amarah. Para Bapak tetangga hanya berkumpul saja di depan rumah, tidak bertindak apa-apa. Mungkin kalau dalam keributan itu terdengar “piring terbang” para bapak tetangga akan bertindak dan tidak membiarkan keributan itu.

Akhirnya keributan dari rumah keluarga muda itu terhenti, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, semoga. Kemudian para Bapak membubarkan diri, termasuk Pak Suami.

Saya tidak bermaksud membahas tentang keributan dalam keluarga. Yang ingin saya bahas adalah semua orang siapa pun itu punya amarah, rasa marah, sekaligus juga punya rasa sabar. Amarah itu bisa ditahan hingga tidak menjadi meledak dengan rasa sabar. Tapi kemampuan seseorang dalam mengelola amarah itu berbeda-beda.
Amarah yang tidak terkelola akhirnya meledak, seperti yang terjadi pada keluarga tetangga. Pertengkaran dalam keluarga adalah hal biasa, tapi akan lebih baik jika tidak sampai terdengar oleh tetangga.

Saya juga punya amarah dan rasa marah. Tetapi saya mencoba menghalau dan meredakannya. Caranya? MENULIS.
Ya, dengan menulis saya bisa meredakan amarah.  Semua rasa dan amarah saya tumpahkan dalam tulisan. Isi tulisan bisa caci maki pada seseorang yang membuat kita marah, bisa juga berisi harapan dan keinginan yang tak terwujud.
Menulis menjadi sebuah kesenangan yang bisa melegakan hati sehingga bisa menurunkan kadar amarah. Amarah itu tidak akan hilang, hanya melesap dalam tulisan.

Continue reading “Menulis Melegakan Hati Menurunkan Amarah”

Aktivitas Pramembaca: Menyanyikan Lagu

#pramembaca #terlambatbicara #speechdelay

Aktivitas pramembaca selain merangsang anak bisa membaca tanpa mengeja, juga merangsang anak untuk berbicara.

Beberapa hari ini atau bisa saya katakan pada bulan November 2022 ini Adik Krisan tidak ingin dibacakan buku sebelum tidur. Terus apa yang dilakukan sebelum tidur?
Adik Krisan menyukai aktivitas menyanyikan lagu sebelum tidur. Ada dua lagu yang sebelum tidur dinyanyikan sama-sama.

Lagu pertama adalah adalah lagu Cicak.

Cicak Cicak di Dinding
Diam diam merayap
Datang seekor nyamuk
Hap.. lalu ditangkap

Walaupun kata-kata yang diucapkannya belum jelas, tapi Adik Krisan sudah menikmatinya. Biasanya kalau saya mencoba menyanyi dia pasti akan menolak. Dia bilang suara saya tidak bagus. Sekarang berbeda, Adik Krisan bersemangat untuk menyanyikan lagu bersama sebelum tidur.

Lagu yang kedua adalah lagu “Balonku Ada Lima”.

Balonku ada lima
Rupa-rupa warnanya
Hijau, kuning, kelabu
Merah muda dan biru
Meletus balon hijau daaaaar!
Hatiku sangat kacau
Balonku tinggal empat
Kupegang erat-erat

Continue reading “Aktivitas Pramembaca: Menyanyikan Lagu”