Tantangan Penulis Saat Menulis

Mau menulis idenya hilang entah kemana.
Saat mau menulis, suasana sekitar tak mendukung.
Ide sudah ada, tempat dan suasana menulis mendukung, eh laptopnya bermasalah. Ah, jadi tak menulis, tak menghasilkan satu kata pun. 😌

Tantangan yang dihadapi dalam menulis adalah bumbu yang membuat aroma tulisan harum dan sedap. 

Jika sesuatu mudah dilakukan alias tanpa tantangan, pastilah hambar rasanya. Tantangan yang dihadapi dalam menulis adalah bumbu yang membuat aroma tulisan harum dan sedap. Jadi, nikmatilah tantangan yang ada sebagai penyemangat bahwa untuk menghasilkan karya besar itu harus ada effort, tak semulus jalan tol.

Saat Ide Menulis Datang

Saat ide sedang menggebu, cucian piring menungguku
Saat ide ingin segera ditulis, wajan menungguku.
Saat ide hampir pecah di kepala, mesin cuci menungguku
Saat ide melumer, anakku minta ini minta itu.
Saat sudah di depan laptop, anakku minta ditemani bermain.

Ini perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi oleh seorang ibu penulis. Meskipun hasrat menulis begitu menggebu, tetap saja tugas menjadi ibu tidak bisa diabaikan.

Bagi ibu penulis, ingin menulis ide saja, perlu perjuangan dan harus ada yang dihempaskan, ditinggalkan. Keinginan menulis akan terus ada, tantangannya pun akan terus ada. Semoga hasilnya memuaskan, karena banyak yang harus dikorbankan untuk sebuah tulisan atau karya.

Perjuangan Menulis
Ketika menulis tidak ada perjuangan, rasanya pasti biasa saja. Setiap penulis pasti memiliki perjuangan masing-masing sesuai dengan latar belakang masing-masing.

Penulis yang berprofesi guru misalnya, pasti ada perjuangan tersendiri saat dia ingin menulis. Perjuangan itu bisa berupa ketiadaan waktu dan ketiadaan perlengkapan menulis, seperti laptop. Karena tidak punya laptop, hsrus menggunakan laptop yang ada di tempat kerja. Tentu hal ini menjadi perjuangan tersendiri bagi penulis berprofesi guru itu.

Perjuangan saat menulis juga pasti dialami oleh profesi-profesi lain yang menjadi penulis dalam bentuk yang berbeda. Semua perjuangan yang dilalui itu menjadi catatan penting dalam  kelahiran karya tulisnya.

Ketika akhirnya nanti, hasil tulisannya, karya tulisnya itu terjual banyak atau memenangkan lomba, perjuangan yang dilakukan penulis itu menjadi bermakna dan tidak sia-sia.

Yuk, siapa pun kamu, apa pun profesi, saat ingin menulis, saat punya ide menulis, tulislah segera! Tanpa kamu sadari, hasil tulisanmu sudah ditunggu banyak pembaca.

Kedatangan Sebuah Paket Mirip Kotak Sepatu

Sore tadi saya sedang duduk sambil menemani si Adek bermain. Lalu ada kurir ekspedisi mengantar sebuah paket. Tanpa membuka pintu, saya minta kurir itu menaruh paket di kursi yang ada di teras. Dari jendela saya lihat kotak pakai itu seperti kotak sepatu, jadi saya berpikir mungkin itu paket sepatu yang dibeli oleh si Ayah.

Lihat foto ini, mirip kotak sepatu kan? 😁

Saya tidak langsung mengambil paket itu kemudian saya sibuk di dapur.
Ketika si Adek mengatakan ingin mengambil paket itu, saya bilang ambil saja mungkin itu paket ayah. Si Adek pun mengambil paket itu dan memasukkannya ke dalam rumah. Katanya: “Mah, kubuka ya, paketnya.”
Si Adek mau membuka paket itu.

Dari dapur saya berseru, “Jangan dulu dibuka. Mama lihat dulu pengirimnya. Bisa jadi bukan buat ayah.”

Saya sedang mengerjakan pekerjaan di dapur dan tanggung untuk ditinggalkan. Saya minta si Adek untuk menunggu sebentar.

Setelah selesai pekerjaan di dapur, saya menghampiri si Adek dan paket itu. Ketika saya baca pengirimnya, ternyata paket itu dikirim dari Penerbit Elex Media Komputindo Jakarta. Paket itu untuk saya, bukan paket sepatu untuk ayah.🤭

Si adek dengan semangat ingin sekali unboxing paket itu. Tentu saja saya tahan dulu karena saya harus memfotonya terlebih dahulu. Setelah saya foto, saya dan si Adek meng-unboxing paket itu.

🤩 Isinya adalah paket suvenir spesial dari Penerbit Elex Media dalam rangka menuju HUT 40 Tahun Penerbit Elex Media. Kenapa saya mendapat paket itu? Saya salah satu Penulis yang karyanya diterbitkan di Penerbit Elex Media. Tentunya bukan karena sekadar penulis. Dua tahun ini buku saya masuk jajaran salah buku terlaris, Puji Tuhan.

Baca: Buku Terlaris Penerbit Elex Media

Salah satu isi paketnya membuat si Adek senang. Apa itu? Payung keren.
Namanya si Adek, payung itu langsung dipakainya bermain, dibuka, ditutup, dibuka, ditutup. 😅

Saya pasrah mungkin akan jadi rusak sebelum dipakai. Ya sudahlah, yang penting si Adek senang.

Kalau buat saya, dari isi paket itu, kalender menjadi perhatian saya. Kenapa? Jujur, baru kali ini berasa jadi penulis, karena mendapat kiriman kalender dari penerbit tempat karyanya diterbitkan 😆. Kalender menjadi benda penting untuk penulis. Penulis perlu menandai berbagai catatan di kalender.

Menuju HUT 40 Tahun Penerbit Elex Media Komputindo
Tanggal 15 Januari akan menjadi puncak perayaan HUT 40 Tahun Penerbit Elex Media. Saya sebagai salah penulis, mempunyai harapan besar Penerbit Elex Media akan terus maju dan saya sebagai penulis bisa membuat karya baru di tahun 2025 ini.

Usia 40 tahun adalah usia yang sangat matang sehingga saya yakin Penerbit Elex Media pun semakin matang dan kokoh berdiri sebagai salah satu penerbit besar di Indonesia.

Buku Karya Paskalina Askalin yang Terbit di Penerbit Elex Media
Buku yang saya tulis di Penerbit Elex Media adalah buku aktivitas. Ada empat buku yang sudah terbit di Penerbit Elex Media.

Buku pertama, tahun 2017, 100 Soal Persiapan Masuk SD
Buku kedua, tahun 2019, Super Melejitkan Kecerdasan Anak PAUD

Buku ketiga, tahun 2020, Aktivitas 10 in 1 Anak PAUD Cerdas
Buku keempat, tahun 2022, 250 Soal Jadi Anak SD

Kenapa Anak-anak Suka Meniru?

Kenapa Anak-anak Suka Meniru?

Anak-anak adalah peniru ulung. Apa yang dilihatnya pasti akan ditiru. Namun, mereka belum bisa membedakan apakah yang ditirunya itu baik atau buruk?

Kenapa anak-anak suka meniru? Ada beberapa alasan kenapa anak suka meniru.

Alasan PERTAMA, meniru adalah cara anak belajar dan mengembangkan kemampuan mereka. Anak-anak meniru perilaku orang-orang di sekitarnya. Anak-anak juga meniru ucapan orang di sekitarnya. Dengan meniru, mereka memahami dan menguasai hal-hal baru.

Alasan KEDUA, meniru dapat mengembangkan keterampilan sosial. Melalui aktivitas meniru anak-anak memahami norma-norma sosial dan berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak juga belajar bagaimana berkomunikasi, berbagi, dan bekerja sama dengan orang lain.

Alasan KETIGA, meniru adalah cara anak mencari perhatian dan pengakuan. Anak-anak mungkin meniru untuk mendapatkan perhatian dan pengakuan dari orang lain. Mereka ingin merasa dihargai dan diterima.

Ketika anak meniru perilaku atau perkataan orang-orang di sekitar, hal itu bisa kita cermati. Sehingga ketika anaknya meniru perilaku yang tidak baik, kita bisa untuk memberi tahu jika perilaku itu tidak boleh ditiru.

Namun yang perlu diwaspadai oleh orang tua adalah ketika anak meniru apa yang dilihatnya dari tontonannya. Meskipun yang ditonton adalah film kartun atau animasi anak, tetap saja perlu diwaspadai jika anak meniru dengan cara yang salah. Apalagi video-video pendek yang tidak layak dilihat oleh anak.

Kita mungkin melarang anak menonton atau tidak menggunakan ponsel. Tetapi orang-orang di sekitarnya, anggota keluarga kita yang lain selalu memegang ponsel hingga mengajak menonton atau meminjamkan ponselnya.
Pada akhirnya peran orang tua atau pengasuh anak menjadi sangat penting. Meniru adalah proses belajar anak. Anak tidak tahu apakah yang ditirunya itu benar atau salah. Tugas orang tualah yang harus memastikan apa yang ditiru oleh anak itu benar atau salah.

Orang tua dan anggota keluarga di rumah adalah figur pertama yang pasti akan ditiru oleh anak. Oleh karena itu, jangan buru-buru menghakimi anak berperilaku salah. Tanpa orang tua sadari, mungkin anak meniru perilaku buruk orang tuanya.

Kenapa Anak Kursus Calistung?

Kenapa Anak Kursus Calistung?

Kemarin, 3 September 2024, Adek masuk bulan kedua di kelas calistung. Bulan Agustus lalu kelas dimulai tanggal 13 Agustus 2024.

Sejak beberapa bulan lalu, Adek sudah mulai belajar mengenal huruf dan berbagai permainan dengan huruf dibuat. Ada yang berhasil dimainkan, ada yang berhasil dimainkan. Berbagai cara digunakan untuk mengenalkan huruf, dan akhirnya ketemu cara mengenal huruf yang membuat si Adek suka. Menyanyikan huruf dan kata adalah cara yang disukai Adek.

Dimulai dengan huruf vokal a, i, u, e, o, lalu dilanjutkan abc hingga z. Semuanya dinyanyikan, dan terus diulang-ulang dinyanyikan. Cara saya mengenalkan huruf pada Adek berhasil.

Tapi kemudian, saya harus putuskan untuk memasukkan Adek ke kelas calistung (kursus calistung)

Kenapa? Kenapa Anak Kursus Calistung?

📌 Si Adek mengalami kebosanan belajar di rumah terus. Belajar bersama saya, bermain bersama saya, pastilah muncul kebosanan. Akhirnya, saya putuskan memasukkan si Adek ke kelas calistung supaya dia bisa diajari membaca oleh orang lain.

📌 Teman-teman seusianya sudah masuk sekolah, karena Ibu mereka bekerja semua. Si Adek juga punya keinginan sekolah. Sekolah yang bisa masuk kapan saja adalah kelas calistung. Jadilah, Adek masuk kelas calistung.

📌 Adek bosan, saya pun bosan. Bisa mengantar Adek masuk kelas adalah sebuah kesempatan baik untuk saya keluar dari rutinitas. Saya bisa “ngopi cantik” atau sekadar “nongkrong makan mpek pek di resto” menikmati me time, sendirian saja. 😊

Saya tidak mentarget apa-apa untuk Si Adek bisa membaca atau menulis. Yang penting dia bisa belajar dengan seorang guru dan bertemu dengan temannya.

Adek bisa merasakan belajar di kelas dengan seorang guru. Adek juga bisa belajar berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain.

Metode Belajar Calistung
Ada banyak metode belajar yang dikenalkan oleh lembaga pendidikan nonformal. Metode belajar membaca yang digunakan di kelas calistung tempat si Adek belajar adalah salah satunya.

Sambil melihat perkembangan kemampuan membaca si Adek, saya pun belajar metode calistung yang digunakan oleh tempat si Adek belajar.
Semua metode belajar membaca atau metode calistung itu baik, tidak ada yang salah dan tidak ada yang paling benar. Yang penting semuanya mengutamakan kepentingan anak. Anak haruslah merasa senang saat melakukan proses belajar dan anak tidak merasa dipaksa untuk belajar.

Akhirnya nanti saya mau membuat buku tentang metode belajar membaca yang tepat untuk anak. Metode belajar yang tepat, bisa dilakukan di rumah, dan menyenangkan untuk anak. Amin, semoga.

Utamakan proses belajar yang menyenangkan untuk anak, di mana pun, baik di rumah, maupun di sekolah. 

#catatanibu #ibudirumah #calistung #metodebelajar #belajarcalistung

Kenapa Belum Masuk Sekolah?

#ceritaibudirumah #belajardirumah #belummasuksekolah

KENAPA BELUM MASUK SEKOLAH?

Saat saya ditanya, kenapa anaknya belum masuk sekolah?  Belum cukup usianya, itu jawaban saya (jika ada yang tanya, hehehe). Usianya baru 4,5 tahun. Terlalu dini jika saya masukkan ke sekolah formal, PAUD/TK. Jika masuk ke kelompok bermain, dengan tujuan untuk bermain sambil belajar, saya bisa  lakukan bermain sambil belajar bisa dilakukan di rumah dan itu sedang saya lakukan.

Cerita Ibu di Rumah

Adik Krisan belum masuk sekolah (4,5 tahun)
Belajar di rumah saja sama mamah
Belajar tiap hari sambil main boleh
Belajar tiap hari sambil nonton boleh

Mengulang aktivitas setiap hari
Bermain huruf setiap hari
Bermain huruf senang sekali
Hingga akhirnya lupa mandi

Pada akhirnya nanti, huruf-huruf akan dibaca bukan hanya dimainkan. Menjalani proses butuh kesabaran, jalani saja, sang waktu yang akan menentukan hasilnya. AMIN

JANGAN BURU-BURU MASUKKAN ANAK SEKOLAH

Sebuah fakta menarik sering saya jumpai, orang tua buru-buru memasukkan anaknya ke taman kanak-kanak atau sekolah dasar karena anaknya yang mau, anaknya happy di sekolah, bla bla bla bla. Anak-anak selalu suka dengan arena bermain dan sekolah adalah salah satu arena bermainnya saat di rumah tidak tersedia “arena  bermain” yang menyenangkan baginya. Di sekolah anak happy, bergembira, tetapi sampai di rumah tantrum karena tidak ingin pulang ke rumah.

Anak usia di bawah 6 atau kurang dari 7 tahun, menurut saya, tidak siap untuk masuk di jenjang SD. Sekolah dasar berbeda dengan sekolah taman kanak-kanak. Oleh k arena itu, bukan hanya KESENANGAN ANAK yang dipikirkan, melainkan juga KESIAPAN ANAK menghadapi pelajaran di sekolah dasar.

UNDUH LATIHAN SOAL SIAP HADAPI MATEMATIKA SD

Materi pelajaran yang akan dihadapi anak di SD berbeda dengan materi pelajaran di taman kanak-kanak. Anak harus bisa membaca dan menulis serta memahami apa yang dibaca dengan baik. Varian soal di sekolah dasar berbeda dengan soal materi pelajaran di taman kanak-kanak.

Baca Soal Siap Hadapi Matematika SD untuk melihat contoh perbedaan materi pelajaran berhitung di taman kanak-kanak dengan pelajaran berhitung (matematika SD) yang perlu dipahami. Oleh karena itu, anak mau masuk SD perlu dipersiapkan dengan baik, bukan hanya demi kesenangan anak bersekolah.

BACA ini: Soal Siap Hadapi Matematika SD

EBOOK LATIHAN SOAL SIAP HADAPI MATEMATIKA SD

#pramembaca
#pramenulis
#krisanutama
#bermainkata
#bermainhuruf
#bermainbermakna
#huruf #dirumahsaja

PAKET SOAL SIAP HADAPI PELAJARAN SD