Kata Baku: Introvet atau Introver?

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam bahasa Indonesia. Kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Salah satu cara untuk mengecek sebuah kata itu kata baku atau kata tidak baku adalah menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI Daring atau KBBI Luring.

Saat melakukan proses editing naskah buku, saya selalu menemukan penggunaan kata tidak baku. Penggunaan kata tidak baku dalam naskah buku, sebaiknya dihindari. Pergunakan kata baku yang sesuai dengan kaidah yang berlaku.

“Kamu itu introver.”
“Kamu itu introvet.”

Mungkin kamu pernah dengar seseorang mengatakan salah satu kalimat di atas.

Kata bakunya yang mana, introvet atau introver?
Yuk, cek KBBI Daring atau KBBI Luring!

introver – kata baku
introvet – kata tidak baku

Dikutip dari KBBI Luring, introver memiliki 3 arti berikut ini.
1. Introver artinya bersifat suka memendam rasa dan pikiran sendiri dan tidak mengutarakannya kepada orang lain; bersifat tertutup
2. Menurut ilmu Zoologi, introver artinya (struktur yang) melekuk ke dalam, seperti struktur hewan bertulang belakang.
3. Menurut ilmu Psikologi, introver adalah orang yang minatnya ditujukan kepada yang ada di dalam pikiran dan perasaannya sendiri; orang yang bersikap tertutup.

Jadi, sudah jelas ya, INTROVER kata baku, INTROVET kata tidak baku.

Cara cepat mengecek sebuah kata itu kata baku atau kata tidak baku adalah melalui aplikasi KBBI Luring. Instal aplikasi KBBI Luring di ponselmu. Kapan pun kamu perlu cek kata baku, bisa langsung kamu lakukan.

Temuan kata baku atau kata tidak baku lainnya saat melakukan editing adalah kata INTROPEKSI. Kata intropeksi adalah bentuk tidak baku dari kata INTROSPEKSI.

intropeksi- kata tidak baku
introspeksi – kata baku

KBBI DARING

Penggunaan Kata “di” Dipisah dan Disambung

Penggunaan Kata “di” Dipisah dan Disambung

Saat melakukan editing, sering saya menemukan penggunaan “di” secara tidak tepat. Penggunaan “di-” yang seharusnya disambung malah dipisah. Penggunaan “di” yang seharusnya dipisah malah disambung.

Ada banyak orang yang belum paham penggunaan kata “di” dipisah dan disambung. Yuk, mari kita pelajari bersama, cara membedakan penggunaan kata “di” dipisah dan disambung.

Coba perhatikan kata-kata di bawah ini! Manakah yang penggunaan kata “di” dipisah dan disambung yang benar?

  • di cuci – dicuci
  • dibuka – di buka
  • dimeja – di meja
  • dimakan – di makan
  • di bawah – dibawah
  • digelas – di gelas
  • di buang – dibuang

Penulisan yang benar adalah

  • dicuci
  • dibuka
  • di meja
  • dimakan
  • di bawah
  • di gelas
  • dibuang

 

Kata dicuci, dibuka, dimakan, dan dibuang, ditulis serangkai (disambung) karena di- berfungsi sebagai imbuhan atau prefiks.

Contoh penggunaan kata “di” sebagai imbuhan dalam kalimat:

  • Sampah itu tidak dibuang pada tempatnya.
  • Pisang yang ada di meja itu dimakan oleh adik.
  • Baju merah itu belum dicuci oleh Titi.
  • Kotak itu belum dibuka sejak diambil.

Kata “di” pada kata di meja, di bawah, dan di gelas, ditulis dipisah karena “di” sebagai kata depan atau preposisi. Menurut EYD V, kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. CEK EYD V KEMDIKBUD.

Contoh penggunaan kata “di” sebagai kata depan dalam kalimat:

  • Ibu menaruh kue di meja makan.
  • Adik bersembunyi di bawah meja.
  • Minuman itu belum dituangkan di gelas.

 

 

Apapun atau Apa pun?

Penulisan yang benar, apapun atau apa pun? Penulisan yang benar, ataupun atau atau pun?

Pagi ini saya menyelesaikan editing beberapa bab novel seorang sahabat. Setiap kali melakukan editing, saya selalu melihat lagi tentang penggunaan partikel pun. Mana partikel pun yang dipisah penulisannya dan mana partikel pun yang disambung. Daripada salah saya cek lagi EYD 5.

Penulisan ataupun dan apapun itu penulisannya disambung atau dipisah? Masih ada yang bingung? Saya pun suka masih bingung.

Pasti masih banyak yang bingung, penulisan ataupun dipisah atau disambung? Penulisan apapun disambung atau dipisah?

Daripada bingung, yuk kita belajar sama-sama tentang ketentuan penulisan partikel dalam bahasa Indonesia.

1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh dalam kalimat:

    • Bacalah buku itu baik-baik!
    • Bertepuk tanganlah mengikuti irama!
    • Apakah yang tersirat dalam surat itu?
    • Siapakah gerangan dia?
    • Apatah gunanya bersedih hati?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.

Contoh dalam kalimat:

    • Apa pun permasalahan yang muncul, dia dapat mengatasinya dengan bijaksana.
    • Jika kita hendak pulang tengah malam pun, kendaraan masih tersedia.
    • Jangankan dua kali, sekali kali pun engkau belum pernah berkunjung ke rumahku.

3. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut ditulis serangkai.

adapun
andaipun
ataupun
bagaimanapun
biarpun
jikapun
kalaupun
kendatipun
maupun
meskipun
sekalipun
sementangpun
sungguhpun
walaupun

Contoh dalam kalimat:

    • Meskipun sibuk, dia dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.
    • Dia tetap bersemangat walaupun lelah.
    • Adapun penyebab kemacetan itu belum diketahui.
    • Bagaimanapun pekerjaan itu harus selesai minggu depan.
    • Sekalipun teman dekat, dia belum pernah sekali pun datang ke rumahku.
    • Sementangpun aku ini bukan sanak-saudaramu, tidak sampai hati juga aku melihat penderitaanmu itu.

4. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, ‘mulai’, atau ‘melalui’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh dalam kalimat:

    • Mereka masuk ke dalam ruang rapat satu per satu.
    • Harga kain itu Rp50.000,00 per meter.
    • Karyawan itu mendapat kenaikan gaji per 1 Januari.
    • Dia menghubungiku per telepon.

Jadi, penulisan ataupun yang benar adalah disambung, sedangkan penulisan apa pun yang benar adalah dipisah. Semoga pembaca tidak lagi menjadi bingung. Kalau masih bingung, SOLUSI EDITING BUKU siap bantu editing naskah novelmu, naskah buku nonfiksimu, dan siap kerja sama dalam penulisan buku. IG @solusieditingbuku

Sumber: EYD 5

Penulisan yang Benar adalah Iduladha

Saya ucapkan SELAMAT IDULADHA untuk Sahabat Pembaca yang merayakan.

Penulisan kata Iduladha yang sesuai dengan KBBI adalah disambung dan diawali huruf kapital.

Idul Adha ❎
iduladha ❎
Iduladha ✅

KBBI DARING KLIK DI SINI

Sama halnya dengan penulisan Iduladha, Idulfitri penulisannya juga disambung dan diawali dengan huruf kapital.

Saat Iduladha, ada istilah yang sering digunakan, yaitu hewan kurban. Manakah penulisan yang benar?

hewan kurban atau hewan korban?

Kata kurban dan korban adalah kata baku. Kedua kata ini sesuai dengan KBBI, tetapi memiliki makna yang berbeda.

Untuk menyebut hewan yang akan disembelih saat Iduladha, yang benar adalah hewan kurban, bukan hewan korban.

Menurut KBBI Daring, kurban adalah persembahan kepada Allah (seperti biri-biri, sapi, unta yang disembelih pada hari Lebaran Haji) sebagai wujud ketaatan muslim kepada-Nya. Contoh kalimatnya: Ia menyembelih kerbau untuk kurban.

Jadi, sekarang Sahabat Pembaca sudah tahu ya, mana kata baku dan mana kata tidak baku? Rajin-rajin cek KBBI Daring atau segera unduh aplikasi KBBI Luring.

Selamat Iduladha

Makanan Siap Makan (ready to eat)

Sembilan Kata Baku dan Tidak Baku yang Sering Ditemukan Saat Proses Editing

 

Kata-kata tidak baku berikut ini sering ditemukan saat melakukan proses editing bersama Solusi Editing Buku. Yuk, cek pengetahuanmu tentang kata baku dan kata tidak baku! Apakah kata baku atau kata tidak baku yang sering kamu gunakan?

✅ adalah KATA BAKU 

hembus
embus ✅

aktivitas ✅
aktifitas

asik
asyik ✅

respons ✅
respon

praktik ✅
praktek

kerjasama
kerja sama ✅

pondasi
fondasi ✅

mengilap ✅
mengkilap

frasa ✅
frase

Kalau kamu masi bingung, mana kata baku dan mana kata tidak baku, langsung saja cek di KBBI DARING atau KBBI LURING.