Woooooowwww…. hadiahnya ruar biasaaaaa!!!
Saya bingung sebenarnya mau berekspresi seperti apa. Lomba ini hadiahnya benar-benar bikin ngiler (hehehe..).
Lomba yang diadakan oleh Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bernama Kompetisi Cerita Gambar 2021 Rempah dan Budaya Bahari.
Total hadiahnya 210 JUTA, wowwww!!
Tahun lalu juga diadakan kompetisi yang hampir serupa, tetapi dengan kemasan berbeda. Tahun lalu saya pernah melirik lomba ini, tetapi terus menutup mata karena merasa tak sanggup untuk membuat komik. Nah, yang sekarang ini berbeda, seperti saya pengen mencoba untuk turut bersaing (semoga semesta mendukung, amin).
Sayembara yang ditunggu-tunggu oleh semua penulis Indonesia. Tahun ini Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kembali menggelar sayembara penulisan.
Cek langsung infonya di- FLYER berikut ini:
Seperti tahun-tahun sebelumnya, sayembara ini merupakan seleksi penulis. Juknis seleksi penulis dapat dibaca di bawah ini (silakan diunduh)
Berfoto bersama penulis buku terbilih, panitian dan pejabat berwenang dari Badan Bahasa.
Menjadi bagian dari Gerakan Literasi Nasional (GLN) itu membanggakan buat saya. Seluruh proses yang berliku saya nikmati dengan penuh bahagia. GLN ini memperkuat alasan saya untuk kembali menjelajah rimba literasi. Ketika waktu menulis sudah mengejar saya, saya putuskan tak ada lagi title karyawan tersemat di dada saya. Saya penulis maka saya akan menjalani pilihan saya dengan bahagia.
Saya lupa, tanggal berapa saya mendapat kabar tentang sayembara penulisan bahan bacaan ini. Yang pasti, setelah itu pikiran saya tertuju pada tema buku yang mau saya tulis.
Saya akhirnya putuskan untuk mengambil tema kuliner. Dengan berbekal hasil foto dari jepretan kamera sendiri, saya menulis buku tentang jajanan tradisional. Satu bulan, kemudian waktu diperpanjang lagi, masih terasa kurang, di detik-detik terakhir akhirnya harus berjuang mati-matian menyelesaikan dua naskah buku.
Pada 20 April 2017, saya menuju ke Kantor Badan Bahasa untuk menyerahkan dummy buku saya. (Terbayang 2 hari sebelumnya, begadang tanpa tidur hanya ditemani kopi, demi mencapai deadline.) Tanggal 21 April 2017 saya susulkan buku kedua saya untuk ikut dalam sayembara. Selanjutnya berserah pada Tuhan.
Jawaban Tuhan datang 17 Mei 2017, ada judul buku saya didaftar buku terpilih, Puji Tuhan! Tetapi proses masih berlanjut. Menurut kabar-kabar yang beredar, hadiah akan diberikan September. Yahhhh mau bagaimana lagi, aturan-aturan panitia tidak bisa dilanggar.
Pada 26 Mei 2017, ada undangan dari Badan Bahasa. Isinya, mengundang penulis buku yang terpilih untuk hadir pada acara Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Gerakan Literasi Nasional 2017 yang diselenggarakan 6 – 8 Juni 2017 di LPMP DKI Jakarta.
Menulis dan mengatak
Setelah undangan muncul dipos-el, terbentuklah grup wa Penulis GLN 2017. Ada banyak polemik yang terjadi dalam percakapan di grup wa, salah satunya keharusan pengumpulan naskah dalam bentuk fail word, pdf, dan indesign. Bagi saya pribadi itu bukan mssalah, karena Indesign sudah saya kenal sejak tahun 2008. Tetapi bagi mereka para penulis, yang tidak lahir dari dunia penerbit, akan sedikit kelimpungan memenuhi keinginan panitia. Penulis harus menjadi pengatak masing-masing.
Syukur pada Tuhan acara Pertemuan Penulis Bahan Bacaan Gerakan Literasi Nasional 2017 bisa berjalan dengan lancar. Walau masih ada sedikit kekecewaan karena tidak membawa pulang hadiah, saya rasa setiap penulis yang hadir dalam pertemuan itu pastilah bisa menangkap makna dan manfaat, walaupun berbeda-beda bentuknya.
Berfoto bersama sahabat baru #room1Teman sekamar #ROOM1
Setelah pertemuan itu saya jadi berteman dengan KATAK (pengatak) dan tergabung dalam ROOM 1. Apa itu? Tunggu postingan saya selanjutnya.