Menyempatkan Waktu 30 Menit Membaca

Menyempatkan waktu 30 menit membaca buku fiksi menambah pengetahuan dan semangat hidup.

Bulan November 2024 ini saya memaksakan diri untuk mengambil waktu 30 menit untuk membaca buku terutama buku fiksi. Jika bisa lebih dari 30 menit itu baik. Kenapa saya harus memaksakan diri memaksa? Karena tanpa membaca rasanya “kosong” tidak memiliki apa-apa.

Dua alasan kenapa saya ingin lebih rajin membaca buku? Alasan pertama, membaca buku memiliki sejuta manfaat. Hal itu bisa dirasakan oleh siapapun yang membaca, baik oleh anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga lansia. Dengan segudang manfaat membaca buku, sangat jelas sekali jika aktivitas membaca itu tidak akan ada ruginya. Jadi, harus dilakukan dan membaca buku menjadi budaya serta kebiasaan.

Alasan kedua karena begitu dahsyatnya manfaat membaca dan begitu ajaibnya  manfaat membaca itu, saya ingin memperlihatkan kebiasaan membaca kepada anak-anak saya. Saya ingin anak saya melihat kebiasaan saya membaca. Karena hanya dengan sering melihat orang tua membaca, anak akan menirunya. Dengan sering melihat orang tua membaca, hal itu juga dapat menumbuhkan minat baca pada anak.

Saya sadar betul bahwa beberapa tahun belakangan ini saya kurang membaca buku yang “mengasyikkan”. Saya merindukan membaca buku yang menyenangkan hingga tidak bisa berhenti membaca. Walaupun saya sering membacakan buku untuk anak saya, itu beda rasanya. Membaca buku untuk anak, bukan membaca buku untuk kesenangan kita.

Pada bulan November 2024 ini target buku fiksi yang ingin saya baca ada 4 judul.

(1) Novel Annie karya Thomas Meehan

(2) Totto-chan, Gadis Cilik di Jendela karya Tetsuko Kuroyanagi

(3) The Door-to-Door Bookstore karya Carsten Henn

(4) Dallergut Toko Penjual Mimpi 1 karya Lee Miye

Yuk, siapa pun kamu, berapa pun usiamu, sempatkan waktu membaca 30 menit!

Menyempatkan waktu 30 menit membaca buku fiksi menambah pengetahuan dan semangat hidup.

Menyempatkan waktu 30 menit membaca buku fiksi menambah stamina otak.

Menyempatkan waktu 30 menit membaca buku fiksi mengisi kekosongan hati dan pikiran.

Menyempatkan waktu 30 menit membaca buku fiksi memperkaya ide menulis.

#membacabuku #manfaatmembacabuku #paskalinaaskalin

Ditulis oleh PASKALINA ASKALIN

Manfaat Menulis untuk Melepaskan Rasa

Dalam hal apa pun, dalam situasi apa pun, satu kata yang tidak boleh terucap adalah MENYERAH.

Hari ini, pagi ini tepatnya, aku tulis kalimat itu. Padahal kalau orang tahu, aku menuliskannya, sebenarnya sudah ada ribuan kata menyerah yang menghujam di dadaku. Sudah ada jutaan kata menyerah yang menghampiriku. Tetapi aku masih ingin berusaha untuk tidak mengucapkan kata MENYERAH. 

Sebagai manusia, kita tidak selalu berada pada kondisi yang baik. Seperti ungkapan yang sering kita dengar, Hidup ini seperti roda, kadang di bawah kadang di atas. Kalau dalam KBBI disebut roda penghidupan yang artiya perputaran nasib dalam kehidupan (untung malang silih berganti). 

Kata menyerah akan menghantui saat roda penghidupan kita berada di bawah. Saat itu terjadi, kita bisa memilih untuk berhenti lalu menyerah atau maju terus lalu melanjutkan hidup. Kadang kehidupan membuat kita tidak bisa memilih dan berakhir menjalani saja. Kehidupan dan orang-orang di sekitar kita memaksa kita untuk terus maju, melangkah, dan TIDAK MENYERAH.

Ingin tidak menyerah, apa yang harus aku lakukan? Nasihati diri sendiri dengan kalimat-kalimat positif, itu yang aku lakukan. Tidak ada yang menasihatiku, tidak apa-apa. Ada banyak kata-kata yang bisa menasihati kita untuk tidak menyerah.

Kalimat quote adalah caraku menasihati diri sendiri. Di zaman media sosial ini, zaman serba mudah, aku merasa  kesulitan mendapatkan nasihat dari orang yang benar-benar tahu masalahku. Aku juga cenderung takut menceritakan masalahku pada orang lain karena takut masalah itu malah diumbar di media sosial dan jadi bahan konten. 

Jadi, aku ciptakan nasihat untuk diriku sendiri. Aku tulis sebuah kalimat quote untuk menasihati diri sendiri. Quote itu aku sebar di media sosial.

Manfaat Menulis

Inilah salah satu manfaat menulis buatku, menulis membantuku melepaskan rasa sesak di dada. Melalui tulisan berupa  kalimat quote, kalimat mutiara, atau kalimat motivasi yang positif, aku membebaskan diri dari himpitan masalahku. Apakah masalah itu lalu bisa selesai? Tidak, belum. Tapi, paling tidak, dengan menasihati diri sendiri, aku bisa tetap positif memandang kehidupan. Hingga pada akhirnya memutuskan melanjutkan kehidupan dan tidak memilih berhenti hidup.

Refleksi: Motivasi Diri dan Kebaikan

Refleksi: Motivasi Diri dan Kebaikan

Pagi ini ketika membuka mata, saya sudah harus berpikir sebuah strategi untuk menghadapi masalah yang akan terjadi hari ini. 

Setiap manusia, siapapun itu pasti punya masalah, entah itu masalah pribadi, masalah keluarga, pekerjaan, atau yang lainnya. Tapi hidup harus tetap berjalan kan, kita tidak bisa larut dalam masalah kita. 

Seperti biasa, saya selalu berusaha untuk mengubah keresahan dan kebimbangan dengan menasihati diri sendiri dalam sebuah quote ini quote-nya. 

Motivasi Diri 
Berstrategi
Berusaha
Berjuang
Selanjutnya, biarkan Tuhan yang tentukan hasilnya.

Saya nasihati diri saya sendiri. Lalu saya sebar quote itu. Semoga bisa memotivasi diri orang lain juga. 

 

Di saat hati dan pikiran sedang menata situasi dan memotivasi diri sendiri, terdengar panggilan dan ketukan di pintu rumah.

Tok, tok, tok… 
Ya
Mbak, punya daun salam?
Ya, ada
Saya pun ke dapur mengambilnya.
Ini daun salamnya.
Terima kasih

Lain waktu
Tok, tok, tok
Punya bawang putih?
Lain waktu
Tok, tok, tok
Punya daun bawang?
Lain waktu
Tok, tok, tok
Punya jahe?

Saya selalu punya yang dibutuhkan oleh tetangga saya. Saya tidak bisa menolak untuk memberikan. Ah, hanya sekadar secuil bumbu dapur, apa salahnya untuk diberikan?

Saya hanya bisa memberi hal-hal kecil yang saya miliki. Saya juga berkekurangan sebenarnya. Saya pikir, kebaikan kecil itu lebih baik saya lakukan, daripada tidak sama sekali melakukan kebaikan. 

Akhirnya, dalam kesesakan dan juga dalam keadaan butuh pertolongan Tuhan, saya menuliskan doa pagi.

Doa Pagiku
Terima kasih, Tuhan
Pagi ini dalam kekuranganku, aku masih bisa memberi untuk orang lain.
Aku bersyukur, dalam kesesakanku, aku masih bisa menyediakan keperluan orang lain.
Biarlah aku serahkan semua ketidakberdayaanku, PadaMu.
Biarlah aku serahkan semua kebutuhanku, PadaMu
Amin

 

Sungguh-sungguh, saya butuh pertolongan saat ini. Puji Tuhan, pertolongan itu datang untuk membereskan masalah saya hari ini.

Jadi, ketika masalah datang, cobalah untuk tetap positif, kuatkan diri dengan pernyataan yang menguatkan. 

Kemudian, meskipun kita dalam keadaan “ingin ditolong”, tetap lakukan kebaikan jika masih bisa melakukan kebaikan. Kesulitan kita pastilah akan tertolong. 

Sebuah tulisan yang ditulis untuk melegakan rasa.

Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil

Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil

Saya percaya jika kebaikan Tuhan itu bisa datang dari tangan-tangan manusia “baik”. Kebaikan dan kepedulian manusia pada orang di sekitarnya pun tidak perlu menunggu instruksi. Saat mau berbuat baik, berbuat baik saja tanpa berpikir hal lainnya.

Sore ini setelah azan magrib berkumandang, saya mengambil jemuran kering di teras. Cukup lama saya mengambil jemuran karena saya langsung membalik pakaiannya. Kemudian saya melihat mobil tetangga depan  lewat. Mobil itu lalu masuk garasi rumahnya. 

Lima menit kemudian saya mendengar kehebohan suami istri tetangga saya itu. Tanpa berniat menguping, karena benar-benar terdengar jelas, terjadi insiden, anak mereka yang umurnya kira-kira 2 tahun, terkunci di dalam mobil. Kunci mobil dan remote dipegang oleh anaknya di dalam mobil. Suami istri itu berusaha meminta anaknya supaya menekan remote mobil yang dipegang. Tetapi usaha mereka tidak membuahkan hasil.

Saya yang sedang mengambil jemuran, turut khawatir dan gemetaran. Apalagi saya pernah lihat berita tentang anak yang terkunci dalam mobil ditemukan meninggal.

Kira-kira 15 menit kemudian, saya masih berdiri di teras rumah saya. Pakaian kering saya taruh di kursi. Saya masih menguping. Anak itu masih terkunci di mobil. 

Ya, Tuhanku, sungguh jantung ini berdegup kencang, saya ikut panik mendengar usaha suami istri itu. Tidak ada tetangga lain yang datang. Akhirnya, saya ajak adik saya yang kebetulan datang dari Sidoarjo. Adik saya tahu tentang perbengkelan motor mobil, mungkin bisa beri solusi untuk membuka pintu mobil yang terkunci.

Tanpa menunggu lagi, saya ajak adik saya menuju rumah tetangga itu. Mereka masih berusaha meminta anaknya menekan remote mobil, tapi tak berhasil. Anak umur 2 tahun pastilah sulit diajak komunikasi dalam kondisi darurat seperti itu.

Saya langsung katakan, “Ini adik saya, mungkin bisa membantu membuka pintu mobil. Dia tahu perbengkelan.”

Adik saya pun mulai memberikan solusi. Dengan menggunakan penggaris besi panjang mencoba membuka pintu mobil. Duh, rasanya setengah jam sudah berlalu, usaha adik saya belum juga berhasil. 

Dalam hati saya berdoa, “Tuhan, tolong anak ini, permudah usaha kami sehingga bisa segera berhasil membuka pintu mobil.”

Sang Ibu mencoba menelepon damkar, dan katanya akan segera datang. Lalu, saya melihat tetangga samping rumah keluar (Mas Lala, bukan nama sebenarnya). Saya pun meminta tolong pada Mas Lala untuk memberikan solusi. Dia pun menelepon temannya yang katanya bisa membantu.

Teman Mas Lala pun datang dan mulai beraksi dibarengi adik saya. Ya, Yesus, usaha mereka pun belum membuahkan hasil.

Lalu, datang beberapa orang petugas damkar. Mereka melanjutkan usaha yang dilakukan teman Mas Lala dan adik saya. 

Teman Mas Lala lalu pergi untuk mengambil alat untuk memecahkan kaca mobil. Duh, Tuhan, itu petugas damkar kok ga sat set sat set gitu, itu anak udah kelelahan nangis dan terdiam atau tidur atau pingsan di dalam mobil, teriak saya dalam hati. 

Yang dilakukan petugas damkar adalah memberi udara ke dalam mobil melalui celah kaca mobil yang tadi hampir dibuka oleh adik saya dan teman Mas Lala. Lama, tapi lama sekali rasanya, saya benar-benar dibuat gemas. Kenapa ga segera, segera membuat keputusan eksekusi tercepat????

Teman Mas Lala datang lagi dengan membawa alat pemecah kaca. Ternyata alatnya itu semacam paku kecil yang dilemparkan ke kaca.

Sementara itu petugas damkar masih belum membongkar kaca. Suami istri, orang tua si anak pun tidak meminta petugas untuk segera memecahkan kaca atau gimana. Saya yang semakin gemes melihat keadaan itu. 

Saya pun langsung bilang pada teman Mas Lala untuk usulkan pecahkan kaca. Lalu saya pun bilang pada petugas damkar untuk pecahkan kaca. Dia bilang tidak ada alatnya. “Ini ada alatnya,” kata saya sambil menunjuk ke tangan teman Mas Lala. 

Dalam hitungan detik, alat kecil mirip paku itu dilempar ke kaca belakang. Dan, pecahlah kaca mobil. Anak itu terselamatkan. Pecah juga rasanya hati saya tapi bersyukur pada Tuhan. Terima kasih Tuhan atas pertolonganMu. Puji Tuhan.

Anak itu terselamatkan oleh siapa? Adik saya, teman Mas Lala, atau petugas damkar? Buat saya, tidak penting siapa yang menolong. Yang paling penting adalah anak itu bisa keluar dari mobil dan selamat.

Setelah kaca mobil pecah, si anak yang di dalam mobil dikeluarkan. Tubuh kecilnya sudah lunglai, lemas, karena menangis lama dan lelah menunggu ayah bundanya membuka pintu mobil. Sang Bunda lalu menggendong anaknya dengan penuh sukacita dan membawanya masuk ke dalam rumah. Sementara itu kami, “Tim Penolong” agak sedikit bengong. Ya, sudahlah…

Lalu saya dan adik saya pun pulang. Satu jam yang menegangkan….

Kisah menjelang malam pun selesai dan diakhiri happy ending. Catatan penting dari kisah ini adalah:

(1) Menjadi orang tua itu tidak ada sekolahnya, selalu waspada dengan perilaku anak-anak. Saat kamu mempunyai anak, saat itulah kamu belajar belajar menjadi orang tua. 

(2) Jangan segan untuk meminta bantuan tetangga, karena tetangga adalah saudara terdekatmu.

(3) Pedulilah pada yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat ada tetanggamu kesulitan, bantulah.

(4) Peringatan atau nasihat untuk diri sendiri.

(5) …… (Pembaca bisa merefleksikan sendiri, setelah membaca Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil.

Inspirasi: Bersyukur Saja


Masalah datang silih berganti, harapan yang tak kunjung terwujud, ya sudahlah, itulah kehidupan. Masih ada yang bisa disyukuri. Lihat yang kamu miliki, semuanya yang kamu miliki layak untuk disyukuri. BERSYUKUR SAJA
Kamu boleh mempunyai harapan yang sangat besar, tapi kamu harus bersabar,  bersabar, atas harapan yang kamu inginkan. Tuhan lebih tahu yang kamu butuhkan. Tuhan lebih tahu jika keinginanmu itu belum saatnya kamu miliki. Jadi,

BERSYUKUR atas apa yang dimiliki
BERHARAP atas apa yang diinginkan


Bersyukur bukan sekadar hal besar, hal kecil bahkan tak terlihat dan tidak dipandang orang, layak kamu syukuri.

BERSYUKUR bisa menyediakan makanan untuk orang-orang di rumah.
Mereka bisa sarapan Donat bulet


Bisa makan pagi dengan sayur asem, ikan asin, dan goreng oncom.



BERSYUKUR bisa pergi ke gereja 😍
Sekitar jam 9 pagi, saya menulis di status WA jika akan ke gereja sore hari, Misa Sore. Puji Tuhan terlaksana. Semesta mendukung, tidak hujan, dua lanang semangat pergi ke gereja. Kuda besi yang tangguh mengantar kami ke gereja dengan sempurna. BERSYUKUR SAJA atas apa yang dimiliki.

Memikirkan apa yang diinginkan dan diharapkan akan membuatmu jauh dari rasa bersyukur. Lihat sekelilingmu, milikmu, yang tak dimiliki oleh orang lain. Layak dan harus disyukuri.

Apa yang kamu syukuri hari ini?