Puisi “BALADA E” Karya Y. Budi Utomo

“BALADA E”
Karya Y. Budi Utomo

Untuk mereka, yang juga tidak tahu Entah mengapa?

Ini malam,
seperti malam terakhir saja,
Berpuluh-puluh kata yang biasanya lepas tanpa jeda,
Kini meluruh,
terhenti di persembunyian makna.
Senyap.

Ini malam,
saat serpihan bulan bersenandung asmarandana
Butir-butir mesiu, pun kata-kata makian,
membuncah ke langit-langit kepalsuan.
Akal mereda, jiwa tak kuasa,
dan meronta tanpa kendali.
Tetiba, kaki menjadi tolol
Lunglai, seperti terserang cikungunya

Ini malam,
seperti mau mati rasanya.

Ini malam,
adalah malam terakhir menjadi biasa.
Sebab ia puIa,
yang adalah kawan,
harus mati,
sebagai persembahan kuasa rahwana.

Ini malam,
adalah malam jahanam,
yang bahkan malaikat pun,
Ikut tenggelam dalam melodramanya
(melebihi drama korea)

Ini malam, adalah malam durjana
Saat nurani-nurani petinggi tak mempan lagi ditanya:
“Apakah satu nyawa, tak lagi bermakna?”
atau
Pura-purakah lupa pada nasihat ibumu:
bahwa hal tertinggi dari segala hal di bumi ini adalah KEHIDUPAN.

Ini malam,
Seekor pelican di kamar pengakuan,
Bertangis dan mendaraskan litani
(terus berdoa tanpa jeda):
“tugasku sudah selesai!”

Depok, 2022

Puisi Ibu

Ibu

Ibu

Siapa ibuku

Ibu yang menyayangiku

sepanjang waktu

Ibu yang mengasihiku

sepanjang waktu

Ibu yang mengajariku

saat aku tidak bisa

Ibu yang membelaku

saat aku disakiti

Ibu yang memarahiku

saat aku salah langkah

Ibu yang mengingatkanku

saat aku tersesat
Tak penting dia siapa

Dia ibuku

Tak penting dia bagaimana

Dia ibuku

Tak penting dia ibu angkat/kandung

Dia ibuku

Tak penting dia seperti apa

Dia ibuku
Kemarahannya adalah kesalahanku

Kesuksesanku adalah peluhnya

Keberhasilanku adalah doanya
Ibu

Ibu

Ibu
Bojonegoro, 27 Juni 2017

#paskalinaaskalin

#day12 #menulisbebas #freewriting #paskalinamenulis #bojonegoro #puisi #ibu
Sumber gbr: amiracarluccio.com

CATATAN HUJAN

Catatan Hujan

Hujan mengguyur
Awal pelan pelan pelan sekali
Lalu keras keras dan berisik
Tapi entah mengapa
Aku merasa tenang dengan suaranya
Suara berisiknya tak menggangguku
Aku suka, bahkan sangat suka
Aku merasa tenang berada di antara suara hujan
Sayang…
Aku tak bisa menyatukan diriku dengan hujan
Ada tubuh lain di tubuhku
Dia butuh kenyamanan dan damai
Cukuplah aku menyatu dengan suara hujan
Aku tenang damai dan syahdu
Sebuah rasa yang aneh
Inikah rasa akhir tahun itu
Inikah rasa haru bercampur biru
Hujan menjelang tahun yang baru
Hujan oh hujan
Aku ingin lesap bersamamu
Menyatu dalam satu raga
Hujan oh hujan
Inikah rasa rindu terdalamku
Inikah rasa rindu tercekat
Hujan tegaskan suaramu
Aku merasa damai dan tenang
Hujan hujan oh hujan

Bekasi, 2.17 pm, 31 Des 2014
Paskalina Askalin

Catatan: Desemberku

Desemberku

Ada apa di Desember
Inginku ada salju jatuh di kepala
Tapi itu khayal

Ada apa di Desember
Banyak tulisan menggantung
Kejar tayang menulis deh

Ada apa di Desember
Ada peringatan hari  Ibu
Terima kasih untuk semua Ibu

Ada apa di Desember
Sambut kelahiranNya di Desember
Yesus Sang Juru Slamat

Ada apa di Desember
Aku menantikan kelahiran anakku
Semoga Tuhan melancarkan semuanya

Ada apa di Desember
Ada rasa hilang kehilangan dalam
Tuhan menjemputnya terlalu cepat

Catatan Askalin di siang bolong, 4 Desember 2014