Ibu di Rumah Siap Bermain Apa Saja

Bun, ayo main kejar-kejaran
Bun, ayo main bola
Bun, ayo main petak umpet
Bun, ayo main dokter
Bun, ayo main gunting rambut
Bun, ayo main masak-masakan

Bun, ayo main. Bun, ayo main. Kalimat sakti ini sering membuat saya tersadar jika harus selalu ada untuknya. Saya memilih bekerja di rumah demi menemani anak lanang setiap saat. Ketika kalimat sakti itu muncul, rasanya saya tak kuasa menolak. Walau kadangkala, pekerjaan dadakan (editing, writing) memaksa saya harus menolak ajakannya bermain, hati saya bergemuruh dan sangat-sangat merasa berdosa padanya.

Menjadi ibu di rumah adalah pilihan sangat-sangat benar menurut saya. Walaupun kadang ekonomi keluarga agak terganggu, rasanya terbayar dengan rasa bahagia selalu dekat dengan anak lanang. Uang dan harta bisa dicari nanti, masa kecilnya di usia emas (golden age) tidak akan bisa terulang.

Saya sadar sekali, bukan ibu yang sempurna. Saya masih harus belajar mengelola emosi diri ketika menghadapi kemauan anak lanang yang kadang tidak masuk akal dan menguras energi. Menjadi ibu di rumah bukanlah perkara mudah apalagi jika harus membagi waktu dengan pekerjaan menulis dan editing. Bahkan lebih banyaknya, saat ini banyak agenda menulis yang terbengkalai karena waktu terkuras untuk bermain dengan anak lanang.

Bermain, bermain, dan bermain menjadi rutinitas anak lanang setiap hari. Bosan bermain kadang-kadang muncul menyelimuti anak lanang, jika sudah seperti ini, saya akan mencoba menawarkan ide permainan baru pada anak lanang. Misalnya, membuat garasi dari kotak susu. Ide yang saya berikan, bisa diterima dengan baik oleh anak lanang, tetapi bisa juga ditolak dengan tegas.

Bermain, bermain, dan bermain, dunia anak lanang saat ini adalah bermain. Di mana pun, di rumah, di sekolah, di pasar, dan di tempat umum lainnya, kegiatan asyik bagi anak lanang adalah bermain. Jika tak ada mainan yang dibawa, pintu, jendela, atau kursi bisa jadi mainan anak lanang.

Benda apapun yang ada di rumah bisa menjadi mainan anak lanang. Oleh karena itu, saat ini saya tidak akan heran jika di rumah yang memiliki anak balita pastilah berantakan. Baru disapu, sudah kotor lagi di sana. Barusan dipel, sudah ada susu atau makanan tumpah. Barusan dirapikan, kursi dan meja sudah jungkir balik tidak keruan.

Dunianya adalah bermain, bermain dan bermain. Memarahi anak lanang karena ulahnya yang luar biasa bikin jengkel bukan solusi cerdas. Menjadi ibu di rumah memang tidak mudah, tetapi berani menjadi ibu yang total di rumah itu bisa menjadi mudah dengan satu tarikan napas dan katakan, semua akan baik-baik saja. SEMANGAT MENJADI IBU DI RUMAH😍 💪💪💪

Visited 5 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *