Untuk anak, bermain adalah aktivitas terpilih yang menyenangkan, sukarela, berguna, dan spontan. Sering juga bersifat kreatif, melibatkan diri dalam memecahkan masalah, mempelajari keterampilan sosial, bahasa dan fisik yang baru. Bermain sangat penting untuk anak-anak karena akan membantunya untuk belajar gagasan baru menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa digunakan dalam beradaptasi secara sosial, mengatasi masalah emosional, terutama dalam permainan imajinatif seperti bermain dengan boneka-boneka yang berpura-pura menjadi ayah dan ibu. (hal 27-28, buku Montessori Play and Learn)
=========================
Sebagai orang tua dari dua anak usia dini saya setuju dan sepakat bahwa bermain itu sangat penting. Karena melalui bermain perkembangan kecerdasan dan motorik anak. Oleh karena itu, saya membebaskan anak-anak saya untuk bermain apapun, asalkan aktivitas permainan mereka tidak membahayakan dan tetap dalam pengawasan.
Berbeda dari Lainnya
Mungkin para tetangga melihat aneh ketika mendapati saya yang membiarkan anak-anak bermain dengan tanah hingga tiduran di lantai yang berdebu. Bagi saya membiarkan mereka bermain sesuka hati adalah memberikan kebahagiaan yang tak ternilai buat mereka.
Saat ini saya tidak bisa mengajak ke playground yang ada di mall. Bukannya tidak ingin, tetapi kondisi masih pandemi seperti ini di rumah saja tetap menjadi keputusan bijak.
Saat di mall, kita bertemu dengan orang dari berbagai kalangan, yang salah satunya mungkin terkena virus Omicron. Apalagi menurut data, mereka yang terkena virus Omicron terbanyak adalah mereka yang baru pulang dari perjalanan ke luar negeri.
Nah, mall menjadi salah satu tempat berkumpulnya orang dari berbagai tempat dan kalangan yang mungkin salah satunya usai melakukan perjalanan dari luar negeri atau berteman dengan orang yang baru pulang dari luar negeri.
Saya tidak sedang membuat situasi dramatis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi. Saya tidak ingin mengulang kesalahan tahun lalu. Saya dan keluarga usai pulang kampung. Lalu, membuat saya dan keluarga harus isolasi mandiri selama 14 hari.
Jadi, DI RUMAH SAJA MENJADI KEPUTUSAN SANGAT BIJAK.
Bermain, apapun bentuknya, seperti apapun keadaannya, di manapun tempatnya, hal itu amat menyenangkan buat anak. DUNIA ANAK ADALAH BERMAIN.
Di zaman serba digital ini, saingan orangtua dalam mengasuh anak adalah gawai. Sekuat apapun orangtua menjauhkan anak dari pengaruh gawai, tidak akan bisa berhasil. Faktanya saat ini, gawai menjadi bagian dari rutinitas anak. Gawai membantu anak untuk sekolah daring.
Anak-anak saya pun suka main gawai dan betah jika main gawai. Satu-satunya cara melepaskan anak saya dari gawai adalah mengajaknya bermain atau menemaninya bermain. Saya rasa, saya patut bersyukur karena anak-anak saya suka bermain, dan selalu meminta saya ide-ide permainan. “Bermain apa, Bun?”, “Main apa lagi, Bun?”, “Ayo, main kasir-kasiran (jual beli, maksudnya)!”
Anak saya yang sulung tidak suka sendirian, sehingga saat saya menemaninya bermain dia sangat senang sekali. Salah satu yang disukai anak saya adalah BERMAIN TANAH atau lumpur. Saya rasa, semua anak suka bermain-main dengan tanah/pasir/lumpur. Coba saja lihat ekspresi anak saat sedang bermain. Ekspresi senang dari wajahnya tidak bisa dibeli di mana pun. Bermain tanah memang kotor, tetapi ada manfaat di baliknya.
Jadi, apa pilihan Anda, mengajak anak bermain lumpur di halaman atau mengajak anak pergi ke mall?^_^