Keajaiban Membacakan Buku untuk Anak

Membacakan buku hari ini manfaatnya bukan untuk hari ini. Manfaatnya mungkin baru dirasa 1 tahun lagi, 3 tahun lagi, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, atau lebih.

Setiap anak itu unik, hal ini perlu disadari oleh orangtua. Kakak dan adik pasti berbeda, baik secara karakter maupun fisik. Bahkan anak kembar sekalipun mempunyai perbedaan.

Anak saya, Kenan dan Krisan, meskipun lahir dari rahim yang sama, ada banyak perbedaan. Padahal, saya memperlakukan mereka, sejak mereka dalam kandungan. Dalam hal membacakan buku pun demikian, saya perlakukan sama, kakak dan adiknya. Namun, kini saya rasakan ada perbedaan. Kakaknya lebih cepat berbicara. Di usia masih 1,5 tahun, si Kakak sudah pintar berbicara. Sementara itu, si Adik, hingga saat ini usianya hampir dua tahun, masih terbatas dalam bicara.

Tidak banyak kata yang diucapkan oleh si Adik. Apakah saya mulai khawatir dengan kondisi ini? Ya, tentu saya merasa khawatir dengan perkembangan bicara si Adik. Wajar tentunya jika saya khawatir. Anak-anak lain di sekitar rumah yang usia hampir sama, sudah lancar berbicara.
Namun, saya yakin kebiasaan dibacakan buku sesering mungkin (tidak hanya saat mau tidur), bermain dengan buku, menyanyikan lagu, mengenalkannya pada banyak kosakata, pada akhirnya akan membuatnya berbicara dengan lancar.

Membacakan Buku Setiap Hari
Membacakan buku, mendekatkan anak pada buku, bagi saya itu sama artinya memperkenalkan bahasa, melatih membaca, melatih berbicara, serta mengenalkan huruf dan kata. Oleh karena itu, sesering mungkin saya akan ajak si Adek untuk selalu berdekatan dengan buku.

Saya yakin sekali, tidak ada usaha yang sia-sia. Membacakan buku setiap hari, mengajak berkomunikasi setiap saat, menyanyikan lagu, adalah cara-cara yang berguna untuk merangsang kemampuan berbicara.
Saya ingat betul betapa hati saya agak berdebar ketika menyadari si Kakak beberapa bulan lagi akan masuk sekolah dasar. Kenapa? Karena si Kakak belum bisa membaca dengan lancar. Sistem PJJ yang dilalui si Kakak saat di taman kanak-kanak, semakin membuatnya terbatas latihan membaca di sekolah.

Kakak sudah bisa membaca suku kata dan kata, hanya perlu latihan ekstra untuk melatih kemampuan membacanya. Akhirnya saya buat program membaca setiap hari. Pada hari ke-20 saya berikan reward.
Anak laki-laki yang tidak bisa diam, aktif luar biasa, itulah si Kakak. Memintanya duduk diam untuk membaca buku sangatlah sulit baginya. Oleh karena itu, memberikan reward berupa hadiah kecil mainan, menjadi semangat Kakak membaca.

Setelah sebulan efektif berlatih membaca, si Kakak bisa membaca dengan lancar. Puji Tuhan. Kini saat dia masuk sekolah dasar, tidak kesulitan dalam mengikuti pelajaran karena sudah bisa membaca.

Apakah si Kakak berlatih membaca secara instan? Tentu saja tidak. Kemampuan membaca si Kakak bukan sesuatu yang instan. Ada proses panjang yang sudah saya mulai sejak si Kakak masih bayi, bahkan sejak masih dalam kandungan. Apa yang saya lakukan? Saya membacakan buku setiap hari, mendekatkannya dengan buku. Karena sering dibacakan buku yang sama, si Kakak bisa menceritakan kembali cerita yang saya bacakan sama persis di usia batita. Si Kakak seakan-akan bisa membaca buku. Lihat videonya di sini.

Video Kenan Membacakan Buku di Usia 2 Tahun

Video Kenan Membacakan Buku (Menceritakan Isi Buku)

Kata buku:
The Read-Aloud Handbook Membacakan Buku dengan Nyaring Melejitkan Kecerdasan Anak

Kita membacakan buku kepada anak demi alasan yang sama saat kita berbicara pada anak: memberikan kepastian, menjalin ikatan memberi informasi atau penjelasan, membangkitkan rasa ingin tahu, memberi inspirasi. Ketika kita membaca nyaring kita juga: 

– membangun kosakata,

– mengkondisikan otak si anak untuk mengasosiasikan membaca dengan kebahagiaan,

– menciptakan informasi yang berfungsi sebagai latar belakang

– memberikan sosok panutan yang gemar membaca,

– menanamkan kegemaran membaca.

Apa yang terjadi dan saya rasakan sama persis dengan apa yang dikatakan buku karya Jim Trelease ini. Ada banyak manfaat yang akan didapatkan ketika kita membacakan buku untuk anak-anak. Tetapi, satu hal yang perlu kita ingat bahwa yang penting adalah anak merasa happy saat dibacakan buku.

Saat ini si Kakak akan berusia 7 tahun, dan masih senang dibacakan buku saat mau tidur. Saya tidak bisa menolak hal itu. Untuk si Adik, saya akan terus membacakan buku dan mendekatkan buku padanya. Tidak masalah buku dicoret-coret, disobek, hingga menjadi rusak, yang penting ada proses belajar yang terselip di antaranya.

Membacakan buku hari ini manfaatnya bukan untuk hari ini. Manfaatnya mungkin baru dirasa 1 tahun lagi, 3 tahun lagi, 5 tahun lagi, 10 tahun lagi, atau lebih.

Saat membacakan buku, tak perlu berpikir tentang manfaatnya. Lakukan membacakan buku dengan menyenangkan sehingga anak pun akan turut mendapatkan kesenangan.

Visited 25 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *