Kehabisan Waktu untuk Menulis

#ibupenulis #diaryibupenulis #kehabisanwaktumenulis #curahanhati

Mungkin ini sebuah pernyataan yang sangat klise ketika seorang ibu di rumah yang mempunyai profesi sebagai penulis lepas atau freelance mengatakan jika tidak punya waktu untuk menulis. Tapi sungguh,terutama satu tahun belakangan ini saya merasa kehabisan waktu. Tidak ada waktu untuk menulis. Kalaupun bisa menulis tidak terlalu baik hasil tulisannya.
Mungkin tetap saja terdengar sangat klise, TIDAK ADA WAKTU untuk menulis. Tapi inilah yang terjadi. Di kepala ini rasanya begitu banyak kata-kata yang ingin dikeluarkan tetapi ketika pada akhirnya ada sedikit waktu untuk menulis, tidak bisa ditumpahkan dan kadang itu hanya menjadi lelehan air mata.
Mungkin semua ibu penulis pernah merasakan apa yang saya rasakan sekarang, mungkin, bisa juga tidak. Mungkin juga ini adalah fase yang harus dilewati dan ketika fase itu sudah terlewati akan ada kelegaan (bisa bebas menulis). Mungkin ketika anak saya sudah mulai besar, saya bisa bebas menulis. Saat ini anak ke-2 saya masih berusia 4 tahun. Saya tidak mungkin meninggalkannya (membiarkannya) dan tidak ingin juga saya berikan pada orang lain untuk mengasuhnya. Mungkin nanti jika anak saya sudah masuk SD, saya bisa lebih fokus menulis. Semuanya serba mungkin.
Mungkin semua ibu penulis melewati fase-fase ini.

  • Fase kesulitan menulis karena kehabisan waktu.
  • Fase kehabisan waktu menulis karena harus mengurus anak.
  • Fase tidak ada waktu tersisa karena harus mengurus pekerjaan domestik.
  • Fase kehabisan waktu karena harus mengurus orang tua lansia.
  • Fase kehilangan waktu menulis karena terjebak pada rutinitas.

MUNGKIN nanti ketika anak saya sudah beranjak mandiri, saya bisa sampai pada fase, bisa punya lebih banyak waktu untuk menulis. Mungkin, semoga saja.

Visited 40 times, 1 visit(s) today