Faktanya tidak semua orangtua bisa membiarkan anaknya, terutama anak usia dini (di bawah 6 tahun) bermain lumpur, tanah, atau pasir. Fakta lainnya banyak orangtua membebaskan anak bermain lumpur, tanah, atau pasir. Anda termasuk dalam kelompok orangtua fakta yang mana?
Ada berbagai alasan mengapa orangtua tak mengizinkan anaknya bermain tanah atau lumpur. Ada orangtua yang beralasan melarang anaknya bermain tanah atau lumpur demi melindungi anak dari kuman penyakit. Ada juga yang beralasan karena takut kotor dan berantakan.
Orangtua bebas saja membuat pilihan apapun untuk kegiatan permainan anaknya. Namun, pilihan itu harusnya bijak dan mempunyai sejuta manfaat untuk anak.
Bermain tanah atau lumpur itu mempunyai banyak manfaat untuk anak. Menurut halodoc.com, ada lima manfaat bermain lumpur untuk anak-anak, yaitu:
1. membuat anak senang
2. mengurangi gejala asma dan alergi
3. meningkatkan aktivitas otak
4. meningkatkan aktivitas fisik
5. membangun kreativitas
Saya sepakat dengan lima manfaat tersebut. Saya lihat aura kesenangan yang luar biasa pada anak-anak saya ketika bermain lumpur atau bermain tanah.
Krisan (13 bulan) ketagihan bermain tanah di depan rumah. Saat akhirnya saya bebaskan main tanah, aura kebahagiaannya sungguh terasa. Kini, saya dan si ayah mulai kelimpungan menahan Krisan bermain tanah. Saya akan biarkan dia bermain tanah setelah tidur siang. Mungkin hal ini juga akhirnya menjadi alasan orangtua tidak mengizinkan anaknya bermain tanah atau lumpur, takut tambah repot.
Saya bersyukur, sampai saat ini anak saya Kenan (6,4 tahun) dan Krisan (13 bulan) selalu sehat, tidak pernah mempunyai masalah kesehatan walaupun sering bermain tanah, lumpur, atau pasir. Jadi, saya sepakat dengan poin dua, bahwa bermain tanah bisa mengurangi gejala asma dan alergi. Dengan bermain lumpur atau tanah imun anak semakin kuat, sehingga menjadi jarang bahkan tak pernah sakit.
Bermain tanah atau lumpur dapat meningkatkan aktivitas otak dan fisik. Saat anak mengaduk-ngaduk lumpur dengan tangan, menuang pasir dari wadah satu ke wadah lain, dan mengumpulkan tanah, saat itulah aktivitas otak dan fisik bekerja.
Selain meningkatkan aktivitas otak dan fisik, bermain tanah atau lumpur dapat merangsang kreativitas. Saat bermain tanah atau lumpur anak mencipta sesuatu, misalnya mencetak tanah atau pasir, membuat gunung-gunungan, membuat jalur mobil, dan sebagainya, saat itu otak anak mencipta sesuatu sehingga menjadi terasah kreativitasnya.
Bermain tanah atau lumpur ternyata banyak manfaatnya. Saya sebagai orangtua membebaskan anak jika ingin bermain tanah atau lumpur. Namun, setelah aktivitas bermain tanah atau lumpur selesai, tentu harus menerapkan kebiasaan mencuci tangan dan kaki menggunakan sabun dan air mengalir. Jika tanah mengotori badan, tentu saja anak harus mandi hingga bersih.
Jadi, menurut saya, bebaskan anak bermain tanah atau lumpur, dengan tetap dalam pengawasan orang dewasa.
Ditulis oleh Paskalina Askalin