Merancang Home Learning untuk Anak Usia PAUD/TK ala Paskalina Askalin

Saat pandemi Covid-19 semua sekolah libur beralih ke belajar daring. Kenan pun sebagai siswa taman kanak-kanak harus ikut belajar daring.

Sebenarnya Kenan baru ikut-ikutan sekolah di TK maksudnya untuk adaptasi sebelum masuk di tahun ajaran baru di TK B. Kenan masuk di kelas TK A pada semester dua bulan Januari 2020. Baru masuk bulan ketiga di sekolah, pandemi terjadi dan Kenan harus di rumah.
Kenan yang menginginkan cepat-cepat masuk sekolah.  Awalnya saya mengajak Kenan ke sekolah untuk mendaftar di TK B dan kegiatan belajar mengajar baru dilakukan bulan Juli 2020. Tapi Kenan sudah tak sabar ingin segera sekolah.

Kegiatan belajar daring yang diadakan sekolah Kenan sudah usai sejak sebelum Lebaran. Yang dikerjakan pun hanya selembar dua lembar aktivitas. Di sekolah Kenan beraktivitas dari jam 7.30 hingga 11.00, saat belajar di rumah (KBM daring), paling lama hanya 30 menit saja aktivitas yang dikerjakan Kenan.

Kenan mengerjakan tugas dari gurunya saat belajar daring.

Setelah belajar daring usai, saya sebagai ibu yang selalu di rumah mulai khawatir, terlalu lama di rumah akan membuat Kenan jadi malas beraktivitas seperti di sekolah. Oleh karena itu, saya membuat rancangan home learning untuk Kenan. Melalui home learning ini saya berharap Kenan tetap merasa beraktivitas seperti di sekolah walaupun nyatanya belajar di rumah.

Merancang home learning itu mudah sekali, yang sulit adalah mempraktikkannya. Saya coba membuat jadwal home learning Kenan mulai 1 Juni 2020. Dalam jadwal home learning yang saya buat ini, tidak ada hari libur, semua hari sama, dan target waktu belajar pukul 9.00 sampai 10.00 wib.

Hari pertama aktivitas home learning, saya ajak Kenan menulis angka 11-20 dan berhitung 1-20. Wajah Kenan besengut manyun karena terpaksa mengerjakan aktivitas di  buku. Sebenarnya saya sudah sadari sejak lama, Kenan sudah bosan belajar bersama buku. Perlu ketegasan luar biasa untuk mengajak Kenan belajar dengan menulis di buku. Secara proses dan hasil, aktivitas hari pertama cukup berhasil.

Hari pertama home learning, manyun begitu.

Hari kedua jadwal home learning adalah membuat pesawat kertas dan menulis nama pesawat. Saya coba memberikan aktivitas yang tidak bersentuhan dengan buku. Apakah ini berhasil? Ternyata tidak berhasil. Pesawat kertas dibuat beberapa, tapi tidak berlanjut. Kenan tidak bersemangat melakukan aktivitas ini. Malah lebih asyik nonton Tom and Jerry. 😅

Asyik nonton Tom and Jerry.

Sesuai jadwal dalam rancangan home learning, hari ketiga adalah membuat denah parkiran bus, berhitung dan menulis. Aktivitas yang saya tawarkan tidak berkaitan dengan buku untuk menghindari penolakan. Sesuai perkiraan saya, aktivitas ini berhasil menarik perhatian Kenan. Kesukaan Kenan pada bus, membuat Kenan mau menyelesaikan aktivitas hingga selesai.

Kenan dan aktivitas membuat parkiran bus.

Di hari keempat seharusnya beraktivitas menggunting dan menempel origami tema pantai (pohon kelapa), tetapi karena origami belum datang, saya tawarkan aktivitas lain yang mirip tapi beda tema, yaitu membuat peternakan (gunting tempel gambar peternakan dari internet). Kenan memilih tema peternakan. Saya langsung siapkan gambar-gambar untuk membuat peternakan.

Namun, yang terjadi kemudian, Kenan lebih banyak beraktivitas naik sepeda di halaman rumah. Jadinya aktivitas sesuai rancangan home learning, tidak terlaksana.

Tidak terlaksana sesuai jadwal, bukanlah petaka. Hal itu tidak jadi masalah, karena ternyata ada aktivitas lain yang dilakukan Kenan, yang sebenarnya bagian dari home learning, yaitu menggambar.

Kenan dan hasil gambarnya.

Spidol merah dan buku gambar yang saya beli secara daring sudah sampai. Kenan langsung antusias untuk menggambar sesuai imajinasinya.

Aktivitas home learning hari kelima mewujudkan aktivitas hari keempat yang belum terlaksana, yaitu membuat peternakan. Puji Tuhan, aktivitas membuat peternakan dapat terlaksana dengan baik. Bahkan melebihi apa yang diharapkan. Setelah menyelesaikan aktivitas gunting tempel, Kenan menceritakan isi gambarnya.

Kenan membuat peternakan dengan teknik gunting tempel.

Dalam jadwal home learning, saya belum mengisi aktivitas apa yang akan diberikan pada Kenan di hari keenam. Kemudian muncul ide menyusun menempel dan menyusun origami menjadi sebuah bentuk. Tapi aktivitas ini tidak terlaksana karena Kenan lebih banyak sepeda. Aktivitas ini bisa dilakukan pada hari ketujuh.

Origami yang saya siapkan.

Setelah melewati 6 hari pelaksanaan home learning yang saya rancang, saya mencatat beberapa poin penting.

Pertama, rancangan aktivitas home learning sebaiknya hasil diskusi dengan anak. Berikan pilihan tema pada anak sehingga anak akan merasa senang jika mengerjakan sesuatu sesuai dengan pilihannya.

Kedua, jangan terpatok pada jadwal. Jika ada aktivitas yang tidak terlaksana, bisa dilakukan keesokan hari ini.

Ketiga, buat aktivitas sekreatif mungkin sehingga anak suka untuk mengikuti aktivitas.

Keempat, bebaskan anak untuk berkreasi dan belajar menggunakan perlengkapan yang dipersiapkan. Walaupun akhirnya tidak sesuai harapan kita.

Aktivitas home learning yang saya rancang dan saya praktikkan bersama Kenan masih jauh dari sempurna. Dalam keterbatasan saya yang juga masih harus menggendong adiknya Kenan yang berusia 3 bulan, home learning ini bisa menjadi bagian dari pembentukan karakter positif.

Pandemi belum berakhir, mari kita jaga anak-anak kita untuk tetap beraktivitas di rumah. Jauhkan anak kita dari aktivitas-aktivitas negatif, apalagi kecanduan gawai, dengan merancang home learning sesuai kebutuhan anak. Ciptakan home learning yang menyenangkan anak, bukan yang semakin membuat anak bosan di rumah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *