Naskah Ditolak, ah ga sakitnya tuh di sini!!

Naskah ditolak oleh penerbit atau media cetak, rasanya tuh sakit banget. TAPI sakitnya kayak digigit semut, terasa 5 sampai 10 menit setelah itu tak berasa apa-apa. Naskah yang ditolak mau ditangisi seperti apa pun, tak akan mengubah apa-apa, ditolak ya ditolak. Masih untung naskah itu dikembalikan sehingga tidak menjadi onggokan kertas bekas pembungkus cabe di pasar yang harganya sedang meroket.
Naskah yang ditolak itu, trus mau diapakan? Biarkan saja sehari dua hari atau dua minggu, baru kemudian lihat kembali secara bijak, apa alasan naskah itu ditolak. Tak perlu berpikiran negatif pada redaksinya, tak perlu mencari-cari alasan pembenaran jika naskah kita luar biasa bagus. Cobalah terima segala kritik dari naskah kita yang ditolak itu.
Kemudian JANGAN TAKUT untuk mencoba lagi mengirim naskah ke penerbit atau media cetak yang pernah menolak naskah kita. YAKIN pasti dari 5 hingga 10 naskah yang dikirim pasti akan ada yang DITERIMA.
Sesuai pengalaman saya mencoba mengirim 5 penawaran naskah ke sebuah penerbit. Penawaran 1 sampai 4 ditolak. Penawaran ke 5 akhirnya diterima. (Horeeeeee)
Jadi kuncinya adalah
Naskah DITOLAK, tidak masalah, satu naskah ditolak, coba lagi lagi dan lagi. Ditolak adalah proses kita menuju diterima. Ditolak juga proses kita belajar menulis. Sampai kapan pun penulis akan terus belajar menulis.

Visited 8 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *