Pesan “Stop Bullying” dalam Cerita Anak “Si Gadis Penakut”

Review Buku Enid Blyton

Pesan “Stop Bullying” dalam Cerita Anak “Si Gadis Penakut”

Setiap hari selalu ada berita viral yang kita tonton di media sosial juga tayangan televisi. Salah satunya berita tentang aksi bullying di sekolah.

Yang belum lama terjadi, ada video viral tentang aksi bullying yang dilakukan seorang anak SD kelas 6 kepada adik kelasnya.  Pernah pula ada kasus seorang anak SD mengakhiri hidupnya karena merasa tertekan oleh ejekan teman-temannya.

Melihat video aksi bullying seorang anak SD ini membuat hati saya miris. Menjadi pertanyaan untuk kita semua, apa yang terjadi dengan karakter anak-anak ini? Siapa yang harus bertanggung jawab atas perilaku anak-anak yang masih belia ini?

Saya teringat sebuah cerita karya Enid Blyton yang bersinggungan dengan bullying. Cerita Enid Blyton itu berjudul “Si Gadis Penakut.” Cerita ini berkisah tentang seorang gadis bernama Molly. Molly adalah anak yang pemalu dan penakut. Molly takut dengan banyak hal. Molly takut saat melihat angsa. Molly berteriak saat melihat laba-laba. Molly juga takut saat melihat anjing kecil. Saat melihat orang-orangan sawah pun, Molly ketakutan.

Karena ketakutan Molly yang berlebihan itu teman-teman Molly menjulukinya si Penakut. Molly tentu saja tidak suka teman-temannya memanggilnya si Penakut.

Ketika seorang anak mendapat julukan atau sering diejek temannya dengan sebutan yang tidak baik, seperti si Penakut, si Pemalas, si Pendek, atau si Pengganggu, itu sudah termasuk mendapat bullying secara verbal. Meskipun sebutan itu diungkapkan sebagai candaan antarteman, bagi yang menerima sebutan belum tentu bisa menerima candaan itu. Karena bagi yang di-bully, sebutan itu kelemahan baginya dan sebenarnya dia ingin tidak seperti itu.

Hal ini yang terjadi pada tokoh Molly. Tokoh Molly ini seakan mewakili keresahan anak-anak yang di-bully secara verbal oleh teman-temannya karena kekurangan yang dimiliki, baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan teman bermain.

Molly tak senang dipanggil begitu. Ia berusaha tak takut bila melihat laba-laba.  Begitu pula kalau bertemu dengan anjing, Molly berusaha tidak memperlihatkan rasa takutnya.

Molly bahkan mencoba memanjat pohon ketika teman-temannya menantangnya. Padahal, Molly sangat takut jatuh. Semuanya itu dilakukannya karena ia tak mau dipanggil si Penakut. Ia ingin teman-temannya memanggilnya Molly!

Walaupun demikian, tetap saja teman-temannya memanggilnya si Penakut. Molly berpura-pura tak ambil peduli. Tetapi pada malam hari ia sering menangis sendirian di kamarnya.

“Aku tahu bahwa aku ini penakut” ujarnya. “Aku tahu aku takut pada anjing, sapi, laba-laba, dan kutu busuk. Aku juga takut memanjat pohon dan takut bermain papan luncur. Mungkin rasa takutku akan berkurang kalau teman-temanku mau membantu, dan bukannya menertawakanku.” (hlm. 153-157)

Cerita “Si Gadis Penakut” ditulis puluhan tahun silam, tetapi pesan yang ingin disampaikan masih relevan hingga saat ini. Apa yang dialami Molly, banyak juga dialami oleh anak-anak di lingkungan sekitar kita, meskipun dalam bentuk bullying yang berbeda. Oleh karena itu, sedini mungkin harus diberikan pemahaman tentang bullying pada anak-anak.

Membacakan cerita-cerita Enid Blyton dalam buku bisa menjadi salah satu caranya untuk menghindarkan anak menjadi korban atau pelaku bullying itu sendiri. Anak bisa membaca sendiri atau orangtua/guru yang membacakan ceritanya. Usai membaca cerita, anak dan orangtua atau guru dapat berdiskusi tentang tokoh dalam cerita dan pesan yang terkandung di dalam cerita.

Akhir cerita “Gadis si Penakut” sungguh mengesankan buat saya. Molly si Penakut mampu mengilangkan rasa takutnya sehingga teman-temannya tidak lagi menyebutnya si Penakut.

Ketika itu, Molly dan teman-teman melihat seekor anak sapi yang terjebak di kubangan dan  terjerat kawat berduri. Di dekat sapi itu beberapa sapi dewasa dengan tanduk yang kuat seperti tidak mengizinkan siapa pun menolong anak sapi.

Molly dan teman-teman yang ada di dekat sapi-sapi takut mendekati anak sapi. Tetapi, akhirna Molly memberanikan diri untuk menolong anak sapi terlepas dari jeratan kawat berduri. Molly melakukannya sambil menangis ketakutan, tetapi dia berhasil mengalahkan rasa takutya demi menolong anak sapi.

Teman-teman Molly yang melihat hal itu merasa takjub. Molly yang mereka panggil si Penakut justu menjadi si Pemberani yang menolong sapi. Sejak saat itu, teman-teman Molly tidak lagi memanggil si Penakut. Molly merasa senang karena tidak lagi dipanggil si Penakut.

Dalam buku Si Gadis Penakut dan Cerita-cerita Lainnya, ada delapan cerita, salah satunya “Si Gadis Penakut”. Cerita-cerita lainnya, yaitu:

  • Celengan Melia
  • Sapi-sapi yang Lolos
  • Manfaat Batu bagi Keledai
  • Putri Raja dan Gadis Desa
  • Uang Logam yang Hilang
  • Tukang Sulap Terkenal
  • Kami Semua Temanmu

Semua cerita di atas memiliki  kekuatan pesan yang baik untuk diteladani. Orangtua, guru, dan siapa pun dapat mengajak anak-anak untuk membaca cerita-cerita dalam buku ini. Selain pesan “stop bullying” yang terselip dalam cerita “Si Gadis Penakut” yang perlu diketahui anak, ada banyak pesan positif lain yang sayang untuk dilewatkan.

Data Buku
Judul: Si Gadis Penakut dan Cerita-cerita Lain
Penulis: Enid Blyton
Penerbit: Gramedia
ISBN: 9786020329901

 

Mengenal Enid Blyton

Enid Mary Blyton (lahir 11 Agustus 1897 meninggal 28 November 1968 pada umur 71 tahun) adalah seorang penulis buku cerita anak berkebangsaan Inggris yang populer yang juga dikenal sebagai Mary Pollock. Sejak kecil, Enid Blyton pandai mengarang. Karya-karyanya sudah diterjemahkan ke berbagai bahasa di dunia, termasuk dalam bahasa Indonesia.

Ia adalah salah satu penulis buku cerita anak yang paling terkenal pada abad ke-20. Sebab, walaupun buku-buku karangannya itu telah berusia sangat tua, cerita dan bahasanya tidak pernah ketinggalan zaman.

Ia telah menulis berbagai cerita anak berdasarkan berbagai macam karakter dari berbagai macam umur. Hasil karyanya sukses di manapun juga di dunia dan telah terjual lebih dari 400 juta eksemplar. Ia termasuk dalam Enam Penulis Terpopuler di Dunia, diterjemahkan lebih dari 3400 bahasa, dan terdaftar dalam data terjemahan milik UNESCO.

Visited 16 times, 1 visit(s) today

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *