Kue Cookie Pembawa Keberuntungan
Peresensi: Paskalina Oktavianawati
Judul buku : Cookie ~ Penulis : Jacqueline Wilson ~ Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta ~ Cetakan : Jakarta, Januari 2012 ~ Tebal buku : 376 halaman ~ ISBN : 978-979-22-7934-4 ~ Harga : Rp 48.000,-
Puluhan buku anak-anak telah ditorehkan tangannya dan tidak sedikit yang telah mendapatkan penghargaan. Bukunya menarik karena dikemas bersama dengan ilustrasi-ilustarasi pendukung. Sebagai penulis buku anak, dia bukan hanya dikenal di Inggris, tetapi di seluruh dunia. Bahkan menurut polling, dia terpilih anak Inggris sebagai penulis favorit anak-anak itu. Di Inggris saja bukunya terjual lebih dari 25 juta. Wow!
Dialah Jacqueline Wilson. Jacqueline Wilson lahir di Bath pada tahun 1945. Sejak kecil Jacky terobsesi menjadi penulis, bahkan dia menulis novel pertamanya pada usia sembilan tahun.
Dari puluhan karyanya, Jacqueline Wilson selalu mengangkat karakter anak perempuan dalam novel-novelnya. Karakter anak perempuan tersebut cenderung mempunyai banyak masalah di kehidupannya, baik itu dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan pergaulan sekolah, baik itu masalah ekonomi, maupun masalah psikologis.
Salah satu novelnya berjudul Cookie, diterbitkan oleh Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, tahun 2012 ini. Novel Cookie mengangkat tokoh anak perempuan bernama Beauty (cantik) Cookson. Beauty seorang gadis yang memiliki wajah biasa saja, tidak mau menonjolkan diri, dan pemalu. Beauty suka sekali acara balita di TV yang bernama Rabbit Hutch. Acara itu menjadi acara favoritnya sekaligus tempat ia mengekspresikan dirinya.
Ayah Beauty seorang yang mudah marah. Banyak aturan ayahnya yang membuat Beauty tertekan. Untunglah Beauty mempunyai ibu yang baik dan sabar, Dilly namanya. Dilly sering melindungi Beauty dari kemarahan ayahnya, hingga akhirnya Dilly-lah yang menjadi tempat pelampisan amarah ayahnya.
Di rumah, Beauty mendapat tekanan dari ayahnya. Sementara itu di sekolah dia juga mendapat tekanan dari teman-temannya seperti Skye. Ada saja ulah Skye yang membuat Beauty semakin tertekan. Bahkan Beauty mendapat julukan “Ugly”. Di antara teman-temannya yang sering menekannya, ada juga yang mau berteman dengan Beauty, dia adalah Rhona.
Apa yang diperbuat Dilly selalu salah dan kurang di mata Jerry. Beauty dan Dilly senantiasa mengalami hari-hari yang berat ketika Jerry ada di rumah. Hingga sebuah ide membuat Cookie di hari ulang tahun Beauty terlaksana dengan baik walau akhirnya Cookie buatan mereka hancur berantakan karena tidak disukai oleh Jerry. Cookie yang dibuat oleh Beauty dan Dilly menjadi semangat bagi mereka berdua untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik.
Sebuah keputusan besar dibuat oleh Dilly dan Beauty usai pesta ulang tahun Beauty. Mereka meninggal rumah, meninggalkan kemewahan, meninggalkan perlakuan kasar Jerry. Mereka sudah tidak dapat menahan kesabaran menghadapi perlakuan kasar Jerry yang bertubi-tubi.
Jacqueline Wilson memang banyak mengangkat masalah-masalah yang dialami oleh anak-anak atau keluarga. Namun dalam novelnya dia tidak membiarkan masalah terus mewarnai alur novel. Tetapi tokoh yang mengalami tekanan berangsur-angsur mendapatkan solusi atau pemecahan masalah yang terjadi.
Seperti halnya Beauty dan Dilly. Resep pembuatan Cookie yang dibuat oleh Dilly ternyata membawa perubahan bagi hidup mereka. Bahkan Cookie buatan Dilly membuat Beauty dan Dilly menjadi percaya diri dan siap menjalani masa depan yang lebih baik.
Dalam dunia nyata permasalahan yang dialami Beauty ini tentu juga banyak terjadi. Tertekan, tidak percaya diri, dan rasa malu bercampur menjadi satu membuat banyak anak perempuan menyendiri. Novel ini mengajak seluruh pembaca baik anak-anak, remaja, maupun dewasa untuk berani membuat perubahan dalam hidup mereka masing-masing. Walaupun dalam pembuatan keputusan itu mengandung risiko yang tidak sedikit. Namun kita harus berani karena besok pasti akan lebih baik.