Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil

Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil

Saya percaya jika kebaikan Tuhan itu bisa datang dari tangan-tangan manusia “baik”. Kebaikan dan kepedulian manusia pada orang di sekitarnya pun tidak perlu menunggu instruksi. Saat mau berbuat baik, berbuat baik saja tanpa berpikir hal lainnya.

Sore ini setelah azan magrib berkumandang, saya mengambil jemuran kering di teras. Cukup lama saya mengambil jemuran karena saya langsung membalik pakaiannya. Kemudian saya melihat mobil tetangga depan  lewat. Mobil itu lalu masuk garasi rumahnya. 

Lima menit kemudian saya mendengar kehebohan suami istri tetangga saya itu. Tanpa berniat menguping, karena benar-benar terdengar jelas, terjadi insiden, anak mereka yang umurnya kira-kira 2 tahun, terkunci di dalam mobil. Kunci mobil dan remote dipegang oleh anaknya di dalam mobil. Suami istri itu berusaha meminta anaknya supaya menekan remote mobil yang dipegang. Tetapi usaha mereka tidak membuahkan hasil.

Saya yang sedang mengambil jemuran, turut khawatir dan gemetaran. Apalagi saya pernah lihat berita tentang anak yang terkunci dalam mobil ditemukan meninggal.

Kira-kira 15 menit kemudian, saya masih berdiri di teras rumah saya. Pakaian kering saya taruh di kursi. Saya masih menguping. Anak itu masih terkunci di mobil. 

Ya, Tuhanku, sungguh jantung ini berdegup kencang, saya ikut panik mendengar usaha suami istri itu. Tidak ada tetangga lain yang datang. Akhirnya, saya ajak adik saya yang kebetulan datang dari Sidoarjo. Adik saya tahu tentang perbengkelan motor mobil, mungkin bisa beri solusi untuk membuka pintu mobil yang terkunci.

Tanpa menunggu lagi, saya ajak adik saya menuju rumah tetangga itu. Mereka masih berusaha meminta anaknya menekan remote mobil, tapi tak berhasil. Anak umur 2 tahun pastilah sulit diajak komunikasi dalam kondisi darurat seperti itu.

Saya langsung katakan, “Ini adik saya, mungkin bisa membantu membuka pintu mobil. Dia tahu perbengkelan.”

Adik saya pun mulai memberikan solusi. Dengan menggunakan penggaris besi panjang mencoba membuka pintu mobil. Duh, rasanya setengah jam sudah berlalu, usaha adik saya belum juga berhasil. 

Dalam hati saya berdoa, “Tuhan, tolong anak ini, permudah usaha kami sehingga bisa segera berhasil membuka pintu mobil.”

Sang Ibu mencoba menelepon damkar, dan katanya akan segera datang. Lalu, saya melihat tetangga samping rumah keluar (Mas Lala, bukan nama sebenarnya). Saya pun meminta tolong pada Mas Lala untuk memberikan solusi. Dia pun menelepon temannya yang katanya bisa membantu.

Teman Mas Lala pun datang dan mulai beraksi dibarengi adik saya. Ya, Yesus, usaha mereka pun belum membuahkan hasil.

Lalu, datang beberapa orang petugas damkar. Mereka melanjutkan usaha yang dilakukan teman Mas Lala dan adik saya. 

Teman Mas Lala lalu pergi untuk mengambil alat untuk memecahkan kaca mobil. Duh, Tuhan, itu petugas damkar kok ga sat set sat set gitu, itu anak udah kelelahan nangis dan terdiam atau tidur atau pingsan di dalam mobil, teriak saya dalam hati. 

Yang dilakukan petugas damkar adalah memberi udara ke dalam mobil melalui celah kaca mobil yang tadi hampir dibuka oleh adik saya dan teman Mas Lala. Lama, tapi lama sekali rasanya, saya benar-benar dibuat gemas. Kenapa ga segera, segera membuat keputusan eksekusi tercepat????

Teman Mas Lala datang lagi dengan membawa alat pemecah kaca. Ternyata alatnya itu semacam paku kecil yang dilemparkan ke kaca.

Sementara itu petugas damkar masih belum membongkar kaca. Suami istri, orang tua si anak pun tidak meminta petugas untuk segera memecahkan kaca atau gimana. Saya yang semakin gemes melihat keadaan itu. 

Saya pun langsung bilang pada teman Mas Lala untuk usulkan pecahkan kaca. Lalu saya pun bilang pada petugas damkar untuk pecahkan kaca. Dia bilang tidak ada alatnya. “Ini ada alatnya,” kata saya sambil menunjuk ke tangan teman Mas Lala. 

Dalam hitungan detik, alat kecil mirip paku itu dilempar ke kaca belakang. Dan, pecahlah kaca mobil. Anak itu terselamatkan. Pecah juga rasanya hati saya tapi bersyukur pada Tuhan. Terima kasih Tuhan atas pertolonganMu. Puji Tuhan.

Anak itu terselamatkan oleh siapa? Adik saya, teman Mas Lala, atau petugas damkar? Buat saya, tidak penting siapa yang menolong. Yang paling penting adalah anak itu bisa keluar dari mobil dan selamat.

Setelah kaca mobil pecah, si anak yang di dalam mobil dikeluarkan. Tubuh kecilnya sudah lunglai, lemas, karena menangis lama dan lelah menunggu ayah bundanya membuka pintu mobil. Sang Bunda lalu menggendong anaknya dengan penuh sukacita dan membawanya masuk ke dalam rumah. Sementara itu kami, “Tim Penolong” agak sedikit bengong. Ya, sudahlah…

Lalu saya dan adik saya pun pulang. Satu jam yang menegangkan….

Kisah menjelang malam pun selesai dan diakhiri happy ending. Catatan penting dari kisah ini adalah:

(1) Menjadi orang tua itu tidak ada sekolahnya, selalu waspada dengan perilaku anak-anak. Saat kamu mempunyai anak, saat itulah kamu belajar belajar menjadi orang tua. 

(2) Jangan segan untuk meminta bantuan tetangga, karena tetangga adalah saudara terdekatmu.

(3) Pedulilah pada yang terjadi di lingkungan sekitar. Saat ada tetanggamu kesulitan, bantulah.

(4) Peringatan atau nasihat untuk diri sendiri.

(5) …… (Pembaca bisa merefleksikan sendiri, setelah membaca Kisah Menjelang Malam: Anak Terkunci di Mobil.

Belajar Parenting dari Film Kartun Tian Tian

Belajar Parenting dari Film Kartun Tian Tian

Parenting itu apa? Secara singkat pengertian parenting adalah:

– perilaku dan sikap orang tua dalam membesarkan anak.
– pengasuhan anak.
keterampilan mengasuh anak yang wajib dimiliki orang tua.
– pekerjaan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh anak.

Parenting adalah keterampilan orang tua dalam pengasuhan anak. Keterampilan ini bisa dipelajari dan diketahui oleh orang tua dalam berbagai cara, seperti membaca buku parenting, bergabung dalam komunitas parenting, melihat orang tua lain yang sedang mengasuh anak, mengikuti seminar, menonton film kartun, dan masih banyak lainnya.

Sejak 3 bulan terakhir ini saya mempunyai tontonan kartun favorit terbaru, Tian Tian, yang tayang di Mentari TV setiap pukul 19.00 WIB. Sesuai judulnya, tokoh kartun ini adalah Tian Tian, anak perempuan berusia 6 tahun yang pindah dari kota ke desa bersama kedua orang tuanya.

Saya suka film kartun Tian Tian karena kartun ini menyuguhkan latar pedesaan dengan menyajikan kehidupan yang sederhana ala pedesaan. Kartun Tian Tian memberikan contoh-contoh situasi pedesaan yang masih alami dan ramah lingkungan dan mata pencaharian utama adalah bertani.

Meskipun latar pedesaan kartun ini juga menyajikan hal-hal yang modern seperti adanya internet di balai desa.
Meskipun menjadi petani, ada warga desa yang menjadi dokter membuka praktik dokter dan toko obat. Lalu, ada juga warga desa yang berwirausaha dengan membuka toko serba ada.

Kartun ini menyajikan bagaimana anak-anak bermain di pedesaan dan tidak terikat oleh gadget. Tetapi bukan berarti mereka tidak mengenalnya teknologi. Tokoh Tian Tian, yang baru pindah dari kota tentu memahami internet dan teknologi lainnya. Tetapi hal itu tidak menjadikan Tian Tian berbeda, justru Tian Tian melebur dengan anak-anak di desa, tempat tinggal barunya.

Bagi saya, kartun Tian Tian bukan sekadar kartun anak-anak melainkan kartun yang mengajarkan parenting atau pengasuhan anak untuk orang tua atau orang dewasa. Dalam kartun Tian Tian ada banyak pesan dan cara, bagaimana orang tua menghadapi tingkah polah anak-anak. Di tambah latar pedesaan, sekaligus kita sebagai orang tua bisa membandingkan gaya pengasuhan modern dan orang tua dengan gaya pengasuhan “zaman dulu” yang dilakukan tokoh Nenek pada kartun Tian Tian.

Belajar parenting dari film kartun, tidak  hanya dari film kartun Tian Tian. Film kartun anak lainnya juga bisa menjadi arena belajar menjadi “orang tua”.
Film kartun anak-anak, bukanlah tontonan anak-anak semata, melainkan tontonan keluarga (anak dan orang tua).

Pada tulisan selanjutnya, akan saya bahas lebih dalam, pengetahuan parenting dari kartun Tian Tian.

Kutipan Keren dari Buku Montessori Play and Learn, Lesley Britton

#bukurekomendasi #montessori #bukuparenting

Buku ini layak untuk dikoleksi oleh orangtua yang memiliki anak batita dan balita serta orangtua muda calon orangtua. Saya tidak ingin mengulas banyak tentang buku ini. Saya ingin membagikan kutipan keren dari buku Montessori Play and Learn ini yang menurut saya bisa lebih meneguhkan orangtua dalam menemani anak di usia emasnya.

Kutipan yang saya bagikan adalah bagian-bagian yang diberi highlight. Yuk, mari kita baca satu per satu kutipan keren dari buku Montessori Play and Learn.

Cara anda menerapkan kedisiplinan menjadi sesuatu yang penting dalam perkembangan sosial emosional. Hlm. 40

Anak akan sulit belajar konsentrasi jika selalu diinterupsi ketika Tengah mengerjakan sesuatu. Hlm. 41

Montessori percaya bahwa anak seharusnya tidak perlu diberi hadiah meski dia melakukan tindakan yang benar karena pemberian tersebut akan membuatnya melakukan sesuatu semata-mata untuk hadiah daripada menikmati aktivitas tersebut. Montessori melihat hukuman sebagai lingkaran setan. Anak yang selalu dihukum akan menjadi takut untuk melakukan hal yang salah, sampai otaknya menjadi kacau dan bingung. Akibatnya, dia justru akan mengulangi kesalahan tersebut, akan membuatnya dihukum lagi. Hlm. 44

Tiap anak berbeda dan semua harus diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan intelektual uniknya pada waktu yang tepat, tanpa tekanan dari orang tua. Hlm. 47

Anak akan cepat kehilangan minat jika aktivitasnya terlalu sulit atau terlalu mudah. Hlm. 51

Perlu diingat bahwa biasanya anak yang terlalu dilindungi dan tidak pernah diperbolehkan untuk mengembangkan keahlian memanjat,  kemungkinan untuk terjadi kecelakaan lebih besar. Hlm. 91

Bermain sangat bagus untuk membantu anak-anak mengembangkan kecerdasan, dia akan belajar Banyak fakta baru, mendorong memecahkan masalah, dan keahlian mengingat. Hlm. 93

Hanya membaca kutipannya saja, mungkin terasa masih kurang jelas. Jika demikian, orangtua dan pembaca bisa membaca buku 
Montessori Play and Learn untuk mengobati rasa penasaran. Baca buku Montessori Play and Learn, dapatkan wawasan lebih kaya dalam menemani buah hati di usia emas. Yuk, baca buku!

Judul: Montessori Play and Learn, Optimalkan Potensi Anak dengan Permainan (untuk 2 – 6 tahun)
Penulis: Lesley Britton
Penerbit: B First Bentang Pustaka

Resensi Buku: Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas

Judul : Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas
Halaman : xx + 404
Penulis : Joanna Faber dan Julie King
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer
Tahun : Februari 2020
ISBN : 978-623-216-595-3

Cara Kreatif Mendidik Anak Tanpa Ngegas

Di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, mencuci tangan adalah keharusan, apalagi jika sudah memegang banyak benda di luar rumah atau bepergian jauh dari rumah, sebagai orangtua kita harus terus menerus mengingatkan anak untuk mencuci tangan. Namun, bukan perkara mudah meminta anak usia 4 atau 5 tahun untuk mencuci tangan. Ada saat anak malah jadi mengamuk hanya karena diminta mencuci tangan. Alhasil, anak dan orangtua menjadi bersitegang.

Adakah cara yang lebih baik untuk meminta seorang anak melakukan apa yang diminta orangtuanya tanpa membuat si anak mengamuk? Adakah cara terbaik meminta si kakak berhenti mengganggu adik? Adakah cara untuk memberi tahu anak tanpa perlu emosi?

Jawabannya ada. Semuanya ada di buku Seni Berbicara pada Anak Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas. Buku ini lebih lengkap dari yang Anda bayangkan. Dalam buku ini, Joanna Faber dan Julie King memberikan jawaban bagi para orangtua yang meminta strategi untuk menghadapi si kecil. Ada anak 2 tahun yang tidak bisa diajak kerja sama, anak usia 3 tahun yang kasar, anak 4 tahun yang galak, anak 5 tahun yang tidak bisa diatur, anak 6 tahun yang egois, dan anak 7 tahun yang tidak patuh.

Baca juga: Ulasan Buku: Mewujudkan Khayalan Anak yang Tidak Masuk Akal

Joanna Faber dan Julie King adalah pakar pendidikan dan parenting yang sudah berpengalaman puluhan tahun. Mereka berdua mendampingi banyak orangtua dalam berbagai lokakarya dan komunitas untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam mendidik anak. Dalam buku ini adalah ratusan kisah nyata dari pengalaman Joanna dan Julie sendiri, juga pengalaman banyak orangtua (komunitas/peserta pelatihan) dalam mendidik anak tanpa emosi dan amarah, tanpa “ngegas”.

Continue reading “Resensi Buku: Seni Berbicara Pada Anak, Panduan Mendidik Anak Tanpa Ngegas”

Membaca Buku Parenting, Pentingkah?

Tidak banyak buku parenting yang pernah saya baca. Tapi, akhir-akhir ini saya menyempatkan membaca buku parenting. Bahkan, saat melihat ada buku parenting yang temanya menarik, saya langsung ingin membelinya. (Menarik dalam arti saya perlu lebih mendalami ilmunya.)
Saat ada keinginan beli buku baru, pasti yang terlintas di pikiran saya membeli buku bertema parenting. Seperti saat ini, saya melihat sebuah buku tema parenting yang sedang saya sukai, buku tentang Montessori yang berjudul Dr. Montessori’s Own Handbook. Bulan ini mungkin belum ada pengeluaran untuk buku, bulan depan buku ini harus bisa saya miliki.

Buku yang ingin dibeli ☺️

Saat menjelang kelahiran si kakak, 6 tahun lalu, saya tidak tertarik membeli buku bertema parenting. Yang saya beli malah buku-buku anak sehingga Kenan saat dalam kandungan hingga sekarang usia 5 tahun suka sekali dibacakan buku anak.

Saat menjelang kelahiran si adik, saya mulai merasa kurang percaya diri, apakah saya sudah benar mengasuh si kakak? Apakah aktivitas yang saya berikan pada si kakak berguna untuk perkembangan otaknya? Ada banyak pertanyaan lain yang muncul di benak saya. Ada banyak cara untuk mencari jawaban dari pertanyaan saya itu, salah satunya melalui membaca buku, itu yang saya pilih.

Membaca buku parenting sambil mengasuh Krisan.

Mulailah saya meyempatkan waktu membaca buku parenting yang saya miliki. Kenapa buku yang saya pilih, padahal ada begitu banyak artikel parenting di internet? Saya pilih buku karena lebih bisa dipertanggungjawabkan isinya. Buku yang saya pilih pun, buku-buku yang ditulis oleh mereka yang terjun langsung dalam mengasuh anak, baik itu guru (praktisi) maupun orangtua yang berpengalaman mengasuh anak hingga menjadi pakar pendidikan dan parenting.

Setelah saya membaca buku-buku parenting, saya rasakan sekali bahwa MEMBACA BUKU PARENTING ITU PENTING. Penting buat siapa?
Buku parenting baik dibaca oleh orangtua, calon orangtua, orangtua muda, pasangan baru menikah, guru, penulis buku bacaan anak, praktisi pendidikan, dan siapa pun yang ingin mengetahui tentang pola asuh anak.
Ada banyak sekali jenis buku parenting. Kita bisa membaca buku parenting sesuai yang kita butuhkan.

Bagi saya saat ini membaca buku-buku parenting yang terkait dengan Montessori itu penting. Kenapa? Sekolah Kenan tidak menerapkan Montessori, jadi saya bisa menerapkan kelas Montessori di rumah. Selain itu, informasi tentang seluk-beluk Montessori bisa saya terapkan untuk si adik, Krisan.
Membaca buku parenting itu sungguh penting bagi siapa saja yang ingin mengetahui informasi baik itu teori pola asuh anak maupun cerita pengalaman orangtua yang menghadapi langsung tumbuh kembang anak.

Bagi saya pribadi, membaca buku parenting menyakinkan saya bahwa pola asuh yang selama ini saya lakukan sudah benar. Misalnya, saya menemukan di buku parenting yang saya baca, aktivitas yang saya lakukan bersama Kenan itu bisa dikatakan mirip Montessori dan layak dilanjutkan serta bisa dipraktikkan pada adiknya, Krisan. Dari membaca buku parenting juga saya menemukan teori-teori yang mendukung pola asuh yang saya lakukan, sehingga saya rasa percaya diri saya pun mulai bertumbuh lagi. Karena rasa percaya diri itu saya jadi ingin membagikan aktivitas saya bersama Kenan dalam sebuah buku. Semoga bisa terwujud, amin.