#wisudatk #wisudasdsmp
Sejak akhir Mei hingga Juni di media sosial berseliweran foto anak-anak artis yang baru saja di wisuda. Bukan, bukan wisuda S1 atau S2, tetapi wisuda TK, SD, SMP, dan SMA.
Tak kalah dengan para artis, warga +62 pun banyak yang mengunggah foto-foto wisuda anak yang baru lulus TK, SD, SMP, atau SMA.
Jadi sebenarnya penting atau enggak sih acara wisuda itu?
Penting Mana, Acara Wisuda atau Foto Wisuda?
Jika melihat kondisi saat ini, acara wisudanya biasa saja, yang jadi luar biasa adalah bisa menggunggah foto wisuda di media sosial. Warga +62 kan suka latah☺, jika anak orang lain bisa unggah foto wisudaan SMA misalnya, dia juga harus bisa, meskipun wisuda TK.
Mau Tidak Mau, Tetap Ikut
Jika pihak sekolah (tingkat TK hingga SMA) apakah mungkin, anak yang lulus tidak ikut wisuda? Mungkin saja, tapi tergantung dari kebijakan sekolahnya masing-masing, apakah membebaskan keikutsertaan anak dalam wisuda atau tidak. Namun, pada akhirnya kembali pada anaknya. Anak usia TK, SD, dan SMP, apakah mau berbeda dari teman-teman seangkatannya dengan tidak ikut wisuda? Anak TK mungkin akan nangis jika tidak ikut wisuda, karena teman-temannya ikut wisuda. Anak SD merasa malu karena tidak ikut wisuda seperti teman-temannya. Orangtua pun merasa gengsi juga kalau tidak ikut serta acara wisuda, sementara yang lain ikut. Pada akhirnya mau tidak mau, tetap ikut wisuda.
Soal Biaya Wisuda
Tentang biaya wisuda, karena sudah terjadwal akan diadakan di akhir tahun ajaran, biaya wisuda sudah termasuk dalam pembayaran di awal tahun ajaran saat masuk di TK B. Hal ini sesuai pengalaman saat anak saya wisuda TK tahun 2020/2021. Karena saat itu sedang pandemi, acara wisuda ditiadakan, diganti dengan foto dengan baju wisuda di sekolah secara bergantian. Kemudian hasil foto diedit, dijadikan satu, seakan-akan foto bersama.
Hal berbeda terjadi ketika si Kakak, sekolah di kelompok bermain dan akan naik ke TK A. Tetapi karena pindah rumah, akhirnya tidak melanjutkan sekolah ke TK A. Di akhir tahun ajaran, ada acara pelepasan dan kenaikan plus pentas seni. Si Kakak bahkan sudah dipesankan baju daerah untuk acara tersebut. Saat itu dikenakan biaya sewa baju dan biaya konsumsi acara.
Saat itu (tahun 2019) si Kakak antusias ikut karena sudah latihan untuk pentas. Jika begini keadaannya, sebagai orang tua apakah tega membiarkan anaknya tiduk ikut acara itu? Pada akhirnya, mau tidak mau harus ikut acara itu dengan membayar sejumlah uang, padahal sebenarnya tidak ikut pun tak apa-apa, karena setelah itu si Kakak tidak sekolah lagi di situ.
Biaya yang dibebankan untuk acara wisuda, pelepasan, atau pentas seni, bisa memberatkan, bisa tidak, sesuai kondisi keuangan masing-masing orangtua.
Acara Perpisahan yang Bermakna dan Berguna
Jika bisa urun rembug tentang acara perpisahan atau pengganti wisuda, saya mengusulkan acara yang bermakna dan berguna. Usulan ini terkhusus untuk lulusan SMA dan sederajat. Wujud acaranya bisa bermacam-macam, misalnya tanam seribu pohon, bakti sosial (memberikan baju sekolah layak pakai, buku pelajaran, dan sebagainya), pergi ke tempat wisata yang memerlukan bantuan (membersihkan sampah), dan sebagainya. Acara perpisahan bisa juga berupa pentas seni berbayar, uangnya untuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Acara perpisahan yang bermakna dan berguna akan menjadi kenangan yang luar biasa. Lulusan kesekian misalnya, akan tercatat dan tersimpan dalam bingkai foto di sekolah dan di tempat acara berlangsung.
Ini hanya sekadar usulan dan bacaan. Pada akhirnya, pihak yang terkaitlah yang punya keputusan dan kebijakan.
Sampai tulisan ini dibuat, Pak Menteri belum memberikan pernyataan terkait wisuda TK, SD, SMP, dan SMP. Mari kita tunggu, apa kata Pak Menteri.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.